Naskah Khutbah Wukuf di Arafah bagi petugas safari wukuf
BPHI Makkah 1433 H/ 2012M
Disusun H.Mutawalli
Assa-lamu ‘alaikum warohmatullohi wa barokatuh
Alhamdulillah wa syukru lillah…AsyHadu alla ila-Ha illallo-H, wa asyHadu anna Muhammadar rosu-lullo-h…Allo-Humma sholli ‘ala Muhammad wa ala ali Muhammad
Amma ba’du
Qolallo-Hu ta’ala fil kitabil karim ’Audzubilla-Hi minasy syaitho-nirroji-m
Bismillahir rohma-nir rohi-m... ”Ya ayyuhannas ittaqullo-Ha haqqo tuqotihi wa la tamutunna illa wa antum muslimu-n”
Wa qolallohu ta’ala ”wa athi’ullo-Ha wa rosu-l la ’allakun tur hamun”
Saudara-saudaraku seiman, jamaah haji yang dirahmati Allah!
Pada hari yang penuh rahmat dan maghfiroh ini, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mentakdirkan kita berkumpul di tempat yang mulia ini, tempat yang setiap do’a akan dikabulkan Allah, yang bertaubat Allah akan menerimanya dan mengampuni dosa-dosa kita. Sholawat dan salam semoga terlimpah bagi Nabi besar Muhammad Saw
Saudara-saudaraku seiman, jamaah haji yang dirahmati Allah!
Ibadah haji adalah ibadah yang istimewa. Kenapa Istimewa ? karena janji Allah SWT bagi yang hajinya mabrur tak ada balasan lain kecuali SORGA. Nabi Muhammad SAW bersabda al hajjul mabrur laisalahu jazaun illal jannah yang artinya Haji mabrur tiada balasan kecuali syurga.
Sorga...adalah dambaan setiap manusia yang normal... dan bagi yang hajinya diterima Allah SWT atau HAJI MABRUR, bonusnya bukan hanya sorga akhirat, tetapi juga sorga dunia…
Saudara-saudaraku seiman, jamaah haji yang dirahmati Allah!
Ibadah haji supaya mabrur syaratnya adalah MENIRU TELADAN kita yaitu Nabi Muhammad SAW berhaji. Setiap orang dari jamaah haji harus paham dan penuh kesadaran dan keihlasan melaksanakan RUKUN haji, WAJIB haji dan SUNNAH haji. Rukun haji adalah kegiatan yang menentukan SAH atau tidaknya ibadah hajinya. Jika kurang satu atau lebih kegiatan rukun ini maka dia tidak sah hajinya. Yang termasuk rukun haji adalah Ihrom, WUKUF di Arofah, Thowaf Ifadhoh dan Sa’i.
Saudara-saudaraku seiman, jamaah haji yang dirahmati Allah!
Wukuf di dari Arofah adalah rukun Ibadah haji yang amat utama. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim dari Aisyah RA).
Amalan di Arofah disaat wukuf diawali khotbah arofah, sholat dhuhur dan ashar dijamak qoshor taqdim dan memperbanyak do’a, istighfar, zikir, seterusnya memperbanyak evaluasi diri yang diiringi istighfar dan banyak berdo’a.
Marilah kita jujur menilai diri kita masing-masing...siapakah kita? Betapa sedikit keistimewaan kita? dan betapa banyak kekurangan kita? Seberapa besar dosa yang sudah kita perbuat yabg kita sembunyikan... dan yang kita harapkan di arofah ini adalah terampuninya dosa-dosa kita
Dosa telah membuat manusia kehilangan keberkahan hidupnya. Meski punya banyak rizki, harta atau apa saja ... hilanglah ketenangan hidup.
Dosa membuat manusia kehilangan hati nurani... jika karena dorongan hawa nafsu... saat berbuat, berbicara, mendengar dan melihat sesusatu....hati nuraninya TIDAK PEKA ,bahkan berganti dengan kebencian...permusuhan...saling jatuh menjatuhkan...iri hati...dengki.... senang melihat yang lain susah dan susah melihat yang lainnya senang....
Dosa dapat membutakan mata hati manusia, sehingga tidak bisa membedakan yang benar dan salah, haram dan halal... TUMPUL HATI...tidak merasa bersalah saat berbuat salah, tidak merasa ada beban saat berbuat dhzalim kepada sesama, bahkan.... mereka merasa nikmatnya makanan hasil maksiat...korupsi, mencuri, merampok, memeras, dkk...sambil tertawa terbahak-bahak penuh bangga....padahal... jika telah tiba saatnya cxepat atau lambat...merekapun terjungkal dipermalukan oleh Allah ke jurang kehinaan neraka dunia...neraka di akhirat....
Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup di dunia ini...apakah penuh makna bagi manusia? ataukah hanya hidup asal hidup.
Entah sampai kapan Allah mengaruniakan sisa umur ini untuk kita....
Saudara-saudaraku seiman, jamaah haji yang dirahmati Allah!
Banyak yang berharap...sepulang haji kita jadi manusia baru...laksana bayi yang baru dilahirkan .. menjadi lebih mulia...calon penghuni sorga.... Namun saudara-saudaraku....Apakah dengan kualitas ibadah yang seperti sekarang ini pantas disebut hamba Allah...insan calon penghuni sorga?
Seseorang agar menjadi dan tetap MABRUR paling tidak yang dilakukan adalah...
PERTAMA dia SEMAKIN MENINGKAT ILMU, SIKAP DAN PRAKTEK AGAMANYA Sholatnya makin bagus... suka puasa sunat..zakat...infaq...shodaqoh... menolong orang lain.. bekerja lebih bertanggung jawab...ikhlas beramal...ramah dll
KEDUA ciri orang yang hajinya mabrur, dia BERSEGERA, atau merasa NIKMAT, atau merasa asyik JIKA BERAMAL SHOLIH.
Sebagaimana firman Allah SWT wa sari’u ila maghfirotim mirrobbikum wa jannah... al ayah yang artinya dan bersegeralah kamu kepada ampunan Allah dan sorgaNya.
Jika dahulu saat melakukan tugas rumah tangga atau kerja atau dimana saja... dengan raasa keterpaksaan...kini dengan gembira...semangat...ceria...karena mengharap ridho Allah SWT.
KETIGA ciri orang yang hajinya mabrur, dia BERJAGA JARAK DENGAN IBLIS
Mungkin dahulu sebelum berhaji masih suka berdekatan dengan orang yang suka berbuat maksiat (akibat dibisiki oleh iblis/syetan) atau bahkan mungkin... juga sebagai pelaku perbuatan maksiat...
marilah kita taubat nasuha....pasca haji dan untuk seterusnya. Salah satu wajib haji adalah melempar jumroh... apa makna dibalik ini saudara-saudaraku....ini pesan agar kita menjauhi laku maksiat, menegor dan sekuat mungkin nahi munkar (mengikis laku maksiat)
KEEMPAT ciri orang yang hajinya mabrur, dia MENGGUNAKAN seluruh potensi yang dimiliki untuk amal sholeh....UMURNYA BERMANFAAT
Kita tidak tahu masih berapa lama diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT... berapakah sisa umur kita ? ini benar-benar rahasia Allah SWT...mungkin diantara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa jam...hari...minggu...bulan atau tahun lagi...
Dimanakah kematian kita apakah di tanah air? Ataukah di tanah Mekah yang suci ini?
Kapan? Dengan akhir hidup yang bagaimana? Di rumah sakit memakai alat bantu pernafasan? dipasang berbagai macam cairan, alat monitor, kateter kencing....?
Kematian pasti terjadi...namun semoga kapanpun dan dimanapun datangnya kematian kita... semoga husnul khotimah...
Karena itu marilah kita gunakansemua potensi untuk beramal sholih...
KELIMA ciri orang yang hajinya mabrur , dia RENDAH HATI sekaligus REFORMIS
Jamaah haji yang mabrur pastilah sekarang dan untuk seterusnya akan bersikap RENDAH HATI tidak sombong kepada siapa saja, tidak tidak membeda-bedakan yang berpangkat atau yang rakyat jelata....
Inilah hikmah sama-sama berpakaian ihram.... menanggalkan pakaian kebesaran dan kebanggaan kita masing-masing berganti kain putih tidak berjahit... laksana kain kafan...
Kita ingat pesan ALLAH SWT Inna akromatun ‘indallohi atqoqum dan pesan Nabi Muhammad SAW Innallo-ha la yandhuru ila suwarikum wa amwalikum walakin yandhuru ila qulubikum wa a’malikum (sesungguhnya Allah tidak menilai pada rupamu dan hartamu, tetapi Allah menilai pada hatimu dan amalmu).
Saudara... setiap diri yang ibadah hajinya mabrur... pastilah berubah lebih baik dalam apa saja terutama hati dan amal perbuatannya ....
Setiap haji yang mabrur pasti tidak akan tinggal diam jika melihat kemungkaran/ kejahatan... dengan cara langsung atau tidak... berusaha agar yang jelek menjadi baik....tentunya dengan cara yang bijaksana...dan dilandasi jiwa kasih sayang dan kesabaran.
Semoga kita semua dimasukkan Allah dalam golongan haji yg mabrur dan tetap mabrur sampai akhir hidup kita masing-masing .
Marilah kita berdoa...
A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin, Allo-humma sholi ’ala Muhammad wa ala ali Muhammad.Ya Rohman Ya Rohim... Ya Fatah Ya Alim...Ya Ghoniyu Ya Mughni...Ya Malik Ya Quddus...Ya Alloh Astaghfirullah ... Alhamdulillah
Ya Allah... hari ini kami berkumpul ditanah suci ini sambil melafazkan LabaikalloHumma labaikala syarika laka labaik...kami penuhi panggilanMu ya ALLah....
Terbayang dibenak kami... perilaku yang tidak senonoh yang pernah kami atau yang keluarga kami lakukan..yang disengaja atau tidak, yang diketahui orang atau tidak. Ampunilah ya… Allah dosa-dosa kami. Janganlah Engkau siksa kami dalam nerakaMu..neraka dunia dan neraka akhirat
Ya Allah, ampuni dosa orang tua kami yang masih hidup ataupun yang telah Engkau pangil kehadiratMu...lindungi kami dan keluarga kami, anak turun serta sahabat-sahabat kami sampai akhir jaman dari akhlaq yang bejat, nafsu serakah yang tak pernah puas, dari perbuatan yang tercela... sehatkanlah ya Allah... jiwa dan raga kami, pendengaran kami, penglihatan kami, kemiskinan, siksa kubur jauhkanlah kami dari kepikunan, penyakit yang berbahaya dan musibah berupa apapun dan dimanapun kami berada .
Ya Allah, kami sekeluarga dan anak turuni...memohon jangan biarkan kami tergelincir dalam kemaksiyatan, jangan biarkan kami jatuh oleh godaan ya Allah, jangan biarkan kami terperosok dalam nafsu...berilah kami kekuatan untuk tahu yang benar itu benar adanya dan berilah kekuatan untuk dapat melaksanakannya....tunjukilah pula ya Allah...yang salah tampak salah.. dan berilah kekutan untuk dapat meninggalkannya
Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui, ,... jadikanlah seluruh jamaah dan petugas haji Indonesia hajinya...haji yang mabrur... berilah kami dan seluruh bangsa Indonesia... kesehatan, keberuntungan, kemudahan dalam setiap urusan dimana saja...dan jauhkanlah kami dari segala bencana, musibah, penyakitjasamani-roihani dan sosia.
Ya Allah...hajat kami sangat banyak... penuhilah kebutuhan kami yang baik menurutMu, dan memberi kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kami... mudahkanlah urusan kami....
Ya Alloh... anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup, anak turun, sahabat, atau siapa saja yang menjadikan kami menjadi lebih baik...semakin baik dan berakhir baik...bahagia lahir batian dunia hingga akhirat
Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzuriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alna lil-muttaqiina imaamaa.
Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-narr.
Subhaana rabbika rabbil-'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal-mursaliina wal-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin.
Naskah Khutbah Wukuf di Arafah
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ اْلبَيْتَ
مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْناً ، وَأَشْهَدُ اَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ جَعَلَ حَجَّ اْلبَيْتَ مِنَ الشَّرِيْعَةِ
رُكْناً وَصَرَّفَ وُجُوْهَنَا اِلىَ قِبْلَتِهِ فَكَانَ ذَالِكَ مِنْ
نِعْمَةِ اْلعُظْمىَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
خَيْرَ مَنْ طَافَ بِاْلبَيْتِ اْلعَتِيْقِ ذَاكِرًا أًسْمَآءَ رَبِّهِ
اْلحُسْنىَ ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَأَتْباَعِهِ اِلىَ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ ، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَإِنَّ
خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَهِيَ نِعْمَةُ الْعُدَّةِ لِيَوْمِ
اْلمِيْعَادِ .
Para tamu Allah, jamaah haji yang dirahmati Allah, Kaum muslimin walmuslimat dhuyuufullah wa dhuyuufurrohmaan…!
Pada hari yang penuh rahmat dan
maghfiroh ini, marilah kita panjatkan Puja dan puji dengan penuh rasa
syukur yang setulusnya kepada Allah SWT. Yang telah menjadikan hari
arofah ini sebagai hari yang teramat mulia. Pada hari ini Allah
mengabulkan semua pinta dan do’a hamba-hambanya yang memanjatkan do’a
kepadaNya. Sholawat dan salam semoga terlimpah bagi Nabi besar kita
Muhammad Saw. Yang telah menyampaikan risalahnya dari Allah SWT untuk
umatnya sehingga mengantarkan umatnya ke jalan yang terang yang
diridhohi Allah SWT.
Saudara-saudaraku yang sedang berada di
tanah suci, tanah Arafah, tanah yang diimpi-impikan oleh berjuta bahkan
bermilyar umat Islam di seluruh dunia.
Siang ini kita ditakdirkan oleh Allah
berkumpul di tempat yang mulia ini, tempat dimana setiap do’a pasti akan
dikabulkan, siapapun yang bertaubat diantara kita, Allah pasti
menerimanya dan mengampuni dosa-dosa kita, sebanyak apapun dosa-dosa itu
melumuri tubuh kita.
Di tanah ini pula, saat ini hadirin hadirat sekalian, Allah membanggakan kita, hamba-hamba-Nya, dihadapan jama’ah para malaikat.
“Hamba-hamba-ku datang kepada-ku
dengan rambut kusut masai dari setiap sudut negeri yang jauh. Wahai
hamba-hamba-Ku, berpencarlah kalian dari arafah dengan (membawa)
ampunan-ku atas kalian semua.”
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَا مِنْ يَـوْمٍ أَكْثَرٌ مِنْ اَنْ يَعْـتَقِ اللهَ فِيْهِ عَبْـدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَـرَفَةٍ
“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim dari Aisyah RA).
Kelebihan dan keistimewaan kita? Marilah
kita menengok sejenak diri kita ini. Kita hanyalah seonggok tulang
berbalut daging yang terus membungkus aib dan ma’shiyat di sepanjang
hari yang telah kita jalani.
Tidak usahlah kita membayangkan yang jauh-jauh sekedar membaca Al-Fatihah
pun kita belum fasih. Shalat kerap tidak khusyu’, membaca Qur’an hanya
di ujung lidah. Berzikir tidak sampai menyentuh hati bahkan ketika sujud
pun, kita jarang ingat kepada Allah. Entah mengapa kita dipilih menjadi
orang yang bisa bersimpuh di tanah Arafah ini? Mengapa wahai Saudaraku?
Semoga siapapun yang dihadirkan di padang
ini tidak terbesit sedikitpun dihatinya kebanggaan, sehingga merasa
diri lebih baik dari yang lain. Berhajinya kita bukan merupakan jaminan
bahwa kita lebih baik dari saudara-saudara kita di tanah air. Sungguh
malu dan sangat malu jika kita merenungi kehormatan dan kemuliaan ibadah
haji ini dengan kualitas diri kita yang sangat jauh dari kepantasan
kualitas diri kita yang sangat jauh dari kepantasan kualitas seorang
hamba yang shalih.
Bahkan semua ini bisa menjadi “hutang”
yang harus kita bayar dan kita pertanggung-jawabkan. Siapa tahu kita
berada di tanah suci saat ini justru berkat doa orang-orang yang shalih
yang memintakan ampunan untuk jenis manusia yang berlumuran dosa seperti
kita ini. Boleh jadi ampunan yang mereka mohonkan untuk kita itulah
yang kemudian mengantarkan kita berada di tanah suci ini.
Saudara–saudaraku, kaum muslimin dan muslimat Rohimakumullah.
Padang Arafah hari ini seolah-olah tampil
sebagai miniatur padang Mahsyar, dimana manusia berkumpul di hadapan
kebesaran Allah SWT semuanya bertanggung jawab atas perbuatan dan
kelakuannya masing-masing. Pangkat, jabatan dan harta kekayaan yang
selama ini kita kejar ternyata tidak bisa menyelamatkan kita, bahkan
keluarga terdekat kita selama ini yang kita manjakan ternyata juga tidak
bisa berbuat apa-apa, untuk membantu kita pada hari itu. Malah tidak
jarang semua itu menjadi alasan dan penyebab untuk menyiksa kita. Di
Padang Arafah ini, kita pun telah menanggalkan atribut sosial kita,
semua jabatan dan pangkat kita lepaskan pada hari ini. Yang melekat di
badan kita hanyalah dua lembar kain putih. Kondisi seperti ini
mengingatkan kita pada alam Barjah. Di alam Barjah nanti kita hanya
ditemani kain kafan yang membungkus kita. Karena itu tiada yang kita
harapkan dari Wuquf kita saat ini.
Tiada yang kita harapkan dari Wuquf kita
saat ini, juga ibadah haji kita secara keseluruhan kecuali terampuninya
dosa-dosa kita dan terhapusnya kesalahan-kesalahan kita yang sudah
melumuri sekujur “tubuh” kita, sebab kita sadar betul apalah artinya
hidup dengan lumuran aib dan dosa yang melekat di tubuh ini.
Dosa telah membuat manusia harus
kehilangan keberkahan dalam hidupnya, juga keberkahan dalam rizki, harta
dan apa saja yang dimilikinya akibatnya manusia kehilangan ketenangan
juga kebahagiaan justru di tengah–tengah genangan materi yang
mengitarinya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan
hati nuraninya, sehingga mereka berbuat, berbicara, mendengar dan
melihat bukan lagi karena dorongan hati nurani, melainkan karena
kepentingan hawa nafsunya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan
kepekaan terhadap sesama, nilai-nilai kasih sayang yang selama ini
dijunjung-luhurkan dalam kehidupan sesama manusia telah berubah,
berganti menjadi kebencian dan permusuhan bahkan pertikaian saling jatuh
menjatuhkan. Kedengkian pun akhirnya menjadi penyakit epidemik, senang
melihat yang lain susah dan susah melihat yang lainnya senang.
Dosa telah membutakan mata hati manusia,
sehingga mereka tidak lagi bisa membedakan antara yang benar dan salah,
haram dan halal, haq dan batil. Akibatnya mereka kehilangan rasa
bersalah saat berbuat salah, tiada beban saat berbuat dhalim kepada
sesama, bahkan banyak diantara mereka bisa merasakan nikmatnya makanan
hasil mencuri, sembari membanggakan kepada orang lain.
Dosa telah membuat manusia kehilangan
rasa takut kepada Allah, juga kepada balasan buruk di akhirat kelak.
Mereka juga kehilangan rasa cinta kepada Allah juga kepada kebaikan.
Saat rasa takut kepada Allah menghilang maka akan hadirlah rasa takut
kehilangan dunia, dan ketika rasa cinta kepada Allah pun tergadaikan
maka akan muncullah rasa cinta terhadap dunia.
Dosa telah menggiring manusia
kejurang-jurang kehinaan yang membuat mereka kehilangan kemuliaan yang
tersimpan dalam nilai-nilai kemanusiaan dirinya.
Para Hujjaj sekalian yang dirahmati Allah.
Masih banyak yang bisa kita sampaikan
tentang akibat dari dosa ini, yang intinya adalah mewabahnya musibah
demi musibah yang menimpa tidak hanya umat manusia tapi juga kemanusiaan
dirinya; musibah tersebut diawali dengan merebaknya berbagai krisis,
dimulai dengan krisis aqidah yang melahirkan krisis moral dan
krisis-krisis yang akhirnya mendaparkan manusia pada krisis peradaban.
Dunia masa kini tak ubahnya bagai
gelapnya belantara hutan di dalamnya berkumpul segala macam binatang.
Binatang-binatang tersebut harus tunduk kepada hukum rimba yang sengaja
diciptakan untuk melindungi kepentingan mereka yang perkasa dan
berkuasa. Entah sudah berpuluh, beratus, beribu, bahkan berjuta korban
telah dipersembahkan buat santapan mereka yang mengklaim, atau
tepatnya memaksa dirinya, menjadi penguasa rimba belantara ini.
Allah Ta’ala berfirman :
“Telah nampak kerusakan di darat dan
dilaut diakibatkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebagai akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali” (Arrum : 41)
Melihat akibat-akibat dosa yang sedemikan
mengenaskan lagi mencemaskan ini, sebenarnya sudah cukup bagi kita
untuk mengakhirinya saat ini juga dan kita hapus.
Kelamnya masa silam dan kelabunya masa
lalu dengan taubat nasuha. Kita buka lembaran hidup baru yang sarat
dengan warna putih yang mencerahkan lagi menenangkan hati.
Tamu-tamu Allah yang dirahmati-Nya…!
Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan
hidup di dunia ini. Namun hidup saat ini hanyalah bermakna menjalani
sisa umur belaka. Bertambah waktu bagi kita adalah satu langkah
mendekati liang kubur. Entah sampai kapan Allah mengaruniakan sisa umur
ini untuk kita. Boleh jadi ada diantara kita yang oleh Allah diberi
kesempatan hidup bertahun-tahun lagi. Mungkin diantara kita ada yang
sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini, atau beberapa pekan ini, atau
boleh jadi ada diantara kita yang oleh Allah diberi kesempatan untuk
menghuni tanah haram ini sebagai tanah peristirahatan menunggu saat-saat
dibangkitkan di hari kiyamat nanti.
Saudara-saudaraku sekalian yang dikasihi Allah !
Sungguh alangkah indahnya jika umur yang
tersisa ini, umur yang penuh dengan kasih sayang Allah, hari-hari yang
kita lalui selalu sarat dengan magfirrah dan rahmat Allah.
Alangkah indahnya jikalau di sisa umur
ini kita menjadi ahli sujud, yang selalu rindu bersujud kepada Allah,
alangkah beruntungnya jika lidah ini selalu basah menyebut kalimah
Allah, alangkah bahagianya adaikata hari kita ini hari yang penuh
keikhlasan, apapun yang kita lakukan hanya Allah saja yang kita tuju,
hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang bersemangat untuk
memperbaiki diri agar dicintai oleh Allah, hari-hari yang tersisa
menjadi hari-hari yang bersemangat untuk mempersembahkan yang terbaik
untukNya, agar bisa menjadi bekal pulang.
Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang
tersisa ini menjadi hari-hari yang penuh dengan kemuliaan, penuh dengan
kebaikan, kita menantikan saat kepulangan kita dengan penuh harap agar
bisa wafat husnul khatimah.
Hadirin Hadirat sekalian !
Alangkah indahnya jikalau malaikat Maut
menjemput kelak, tubuh kita sudah bersih dari dosa, aib-aib sudah
terhapus, orang-orang yang kita sakiti sudah mau memaafkan kita, tidak
ada harta haram yang melekat pada tubuh ini. Alangkah bahagianya jika
malaikat menjemput kelak, tubuh kita terbasuh air wudhu, air mata kita
sedang menetes merindukan Allah, lidah kita sedang lirih nan syahdu
menyebut nama Allah, keringat bahkan darah kita sedang bersimbah di
jalan Allah. Alangkah beruntungnya andaikata saat kepulangan nanti kita
benar-benar sudah siap, bekal cukup.
Duhai alangkah bahagianya kalau di
akhirat nanti kita dipanggil Allah dengan seindah-indah panggilan. Kita
dipertemukan oleh-Nya dengan kekasih-kekasih-Nya tercinta, para nabi
rasul, juga syuhada’ dan shalihin. Alangkah damainya jika diakhirat
nanti kita bertemu denga Rasul kekasih kita Muhammad SWT, hidup
bertetangga dengan beliau di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun sebaliknya, alangkah malangnya bagi
orang yang mati dalam keadaan tidak terampuni, dosa berlimpah, aib
menggunung, kenistaan bagai berselimut yang membungkus.mati dalam keadaan munafik. Mati di tempat ma’shiyat (na’uudzubillah).
Wahai saudaraku, mau kemana lagi, hidup
di dunia hanya mampir sebentar, bukan di sini tempat kita yang
sebenarnya. Lihatlah anak-anak kecil sudah mulai hadir, merekalah yang
akan menggantikan kita. Mungkin diantara kita ada yang beberapa tahun
lagi, atau beberapa bulan lagi, atau ini mungkin hari terakhir kita.
Bisa jadi besok kita tidak bangun lagi. Siapkah andai malam nanti
malaikat Maut datang menghampiri kita? walau bagaimanapun kita harus
siap, karena kita pasti akan mati. Kita sering sekali mempermainkan
ampunan Allah, kita bertaubat, sesudah itu kita langgar perintah Allah,
kita terjang larangan Allah.
Pada siang ini kita berkumpul disini
ingin mengikrarkan sebagai manusia yang terpanggil dengan julukan
manusia yang beriman, sebagai manusia baru yang telah dicelup 40 hari
lamanya, sebagaimana manusia yang menyambut seruan dan panggilan Allah
SWT 40 hari lamanya telah dibakar hangus dosa yang pernah kita lakukan,
baik disadari ataupun tidak disadari.
Haru hati kami ya Allah pada siang ini,
telah berbaur antara sedih dengan gembira. Sedih karena kami harus
berpisah dengan Padang Arapah yang penuh barakah. Sedih karena mungkin
kami harus mengarungi berbagai hidup yang mungkin akan ganas, khawatir
kalau-kalau kami tidak kuasa menghadapinya. Kami ingat pada orang tua
yang telah tiada, ingat pula pada handaitaulan, tetangga, kawan karib
dan jama’ah yang telah mendahului kami, kami ingat semua.
Terbayang pada ingatan kami perilaku yang
tidak senonoh yang pernah kami lakukan. Ampuni ya… Allah dosa-dosa
kami. Kami tak kuasa menderita akibat panasnya api neraka, namun dibalik
semua itu perasaan gembira kami meluap karena siang ini kami masih
diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama ikhwal iman, sekalipun telah banyak yang berubah.
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Betapa cepat roda perubahan mengitari
kita. Di tahun lalu banyak diantara kita yang masih tampak segar bugar,
namun kini telah terkulai lemah tidak berdaya. Bahkan ada pula tetangga
Jama’ah Haji bersebelahan, atau Jema’ah Haji yang telah mendahului kita.
Kita tidak pernah menyadari kapan giliran
itu tiba pada kita, sekalipun ajal itu datang tanpa permisi, masih juga
kita beranggapan bahwa kematian hanya terjadi pada orang lain. Diantara
kita ada yang masih mampu shalat berjama’ah setiap saat di tahun lalu,
akan tetapi di tahun ini kemampuan fisiknya sudah menurun. Ditahun lalu
ada yang masih mampu berjalan mengunjungi berbagai pengajian, namun di
tahun ini sudah tidak berdaya. Bagi mereka ini kita panjatkan do’a
semoga Allah memberikan tempat yang baik di Jannatun-Na’im
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Patut kita syukuri nikmat berkumpul di
Padang Arafah seperti ini, yang entah berapa kali kita mengalaminya,
hanya Allah yang mengetahuinya. Hati tak ingin cepat mati, namun ajal
tak dapat ditolak. Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang sampai
hari ini.
Namun demikian pula patut kiranya kita resapi senandung seorang penyair yang berbunyi :
فَرَضَ عَلىَ النَّاسِ اَنْ يَتُوْبُوْا œ لَكِنْ تَرْكَ الذُّنُوْبِ اَوْجَبُ
وَالصَّبْرُ فىِ النَّآئِبَاتِ صَعْبٌ œ لَكِنْ فَوْتَ الثَّوَابِ اَصْعَبُ
وَالدَّهْرُ فىِ صَرْفِهِ عَجِيْبٌ œ لَكِنْ غَفْلَةَ النَّاسِ اَعْجَبُ
وَكُلُّ مَا قَدْ يَجِئُ قَرِيْبٌ œ لَكِنَّ اْلمَوْتَ مِنْ ذَاكَ اَقْرَبُ
Betapa nikmat manusia yang sempat taubat, œnamun lebih nikmat apabila ia luput dari ma’shiyat.
Alangkah berat menghadapi musibah, œnamun lebih pahit apabila pahala tidak tergamit.
Sungguh ajaib betapa waktu melenyap cepat, œtapi tidaklah lebih ajaib ada insan tak sadar saat.
Setiap yang akrab terasa dekat, œakan tetapi tidaklah maut lebih melekat?
Selanjutnya penyair bersenandung :Alangkah berat menghadapi musibah, œnamun lebih pahit apabila pahala tidak tergamit.
Sungguh ajaib betapa waktu melenyap cepat, œtapi tidaklah lebih ajaib ada insan tak sadar saat.
Setiap yang akrab terasa dekat, œakan tetapi tidaklah maut lebih melekat?
يَا مَنْ بِدُنْيَاهُ اِشْتَغَلْ œ قَدْ غَرَّهُ طُوْلُ اْلأَمَلْ
أَوْ لَمْ يَزَلْ فىِ غَفْلَةٍ œ حَتَّى دَنَا مِنْهُ اْلأَجَلْ
اَلْمَوْتُ يَأْتِى بَغْتَةً œ وَالصَّبْرُ صَدُوْقُ اْلعَمَلْ
اِصْبِرْ عَلىَ أَهْوَالِهَا œ لاَ مَوْتَ اِلاَّ بِاْلأَجَلْ
Wahai manusia yang disibukkan dunia, yang terpedaya harapan hampa.
Masih jugakah engkau lalai, sementara ajal semakin mendekat?
Kematian datang dengan sigap, kubur merupakan kurungan perbuatan.
Bersabarlah karena kehebatannya, tiada kematian tanpa ajal.
Masih jugakah engkau lalai, sementara ajal semakin mendekat?
Kematian datang dengan sigap, kubur merupakan kurungan perbuatan.
Bersabarlah karena kehebatannya, tiada kematian tanpa ajal.
Kematian tidak diundang ataupun dicegah.
Ia datang tanpa permisi, tanpa diminta, tanpa mengenal anak ataupun
remaja, tak pandang tua ataupun muda. Datang atas perintah Allah SWT.
Apa pula yang diungkapkan bumi yang kita injak? Anas bin Malik r.a
mengatakan bahwa bumi tempat kita berpijak merasa aneh melihat perilaku
manusia. Sehingga bumi mencoba menarik perhatian manusia dengan sepuluh
ungkapannya yang bernada sinis :
يَا ابْنَ آدَمَ تَسْعَى عَلىَ ظَهْرِيْ ،
وَمَصِيْرُكَ فىِ بَطْنيِ ، وَتَعْصِي عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتُعَذَّبُ فىِ
بَطْنيِ ، تَضْحَكُ عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَبْكِيْ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَفْرَحُ
عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَحْزَنُ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَجْمَعُ اْلمَالَ عَلىَ
ظَهْرِيْ ، وَتَنْدَمُ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَأْكُلُ اْلحَرَامَ عَلىَ
ظَهْرِيْ .
“wahai bani Adam ! Engkau seharian
modar-mandir berusaha di atas punggungku, padahal perutku menjadi tempat
kembalimu. Engkau melakukan ma’shiyat di atas punggungku, namun kelak
menangis dalam perutku. Engkau bersenang-senang di atas punggungku,
namun bersedih hati di dalam perutku. Engkau tumpuk-tumpuk hartamu di
atas perutku, padahal kelak engkau menjadi makanan ulat dan cacing dalam
perutku. Engkau pongah di atas punggungku, namun menjadi hina dalam
perutku. Engkau bersuka ria di atas punggungku, namun bermuram durja
kelak di dalam perutku. Engkau berpesta pora di sinar matahari, bulan
dan lampu di atas punggungku, namun kelak kau masuk kegelapan
dalam perutku. Engkau dapat berhimpun bersama-sama insan di atas
punggungku namun kelak akan menyendiri dalam perutku”
Allahu akbar 3x Walillahilhamd !Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !
Cukup pedas peringatan demi peringatan
yang mudah-mudahan menggugah kita untuk dapat hidup seimbang. Islam
tidak menghendaki kaum Muslimin melulu memikirkan kematian dan kehidupan
akhirat. Islam mengatur kehidupan kita di dunia ini. Agama Islam adalah
agama aturan hidup, bukan aturan mati. Diaturnya agar setiap insan
hidup tertib. Untuk dapat hidup tertib diperlukan sarana fisik dan
material. Bahkan Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an
“Sekiranya shalat telah ditunaikan,
bertebaranlah kalian di bumi sambil mengharap karunia Allah. Dan
berzikirlah sebanyak-banyaknya, semoga kalian beruntung”. (QS Al-Jumu’ah : 10).
Hadirin Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah …!
Tatkala Rasulullah SAW usai melontar
‘Aqabah, seorang sahabat berkata, “wahai Rasulullah, saya telah bercukur
namun saya belum menyembelih”. Rasulullah berkata, “lakukanlah dan
tidak ada beban bagimu (tidak apa-apa)”. Sahabat yang lain berkata,
“Saya baru melempar setelah sore”. Puluhan orang bertanya mengajukan
cara berhaji yang termudah untuk mereka dan Rasulullah selalu menjawab, Laa Haraj.
Abdullah bin Amir pernah menghitung dan tidak kurang dari 24 cara;
bercukur sesudah melempar, bercukur sebelum melempar, thawaf ifadhah
sebelum melempar dan lain sebagainya.
Jadi, jelas bahwa Rasulullah SAW
menghendaki kemudahan dalam ibadah jasmaniah ini, suatu ajaran yang maha
bijak yang perlu diteladani dan diejawantahkan dikemudian hari.
Para Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah … !
Kita ingin lebih dalam lagi memahami makna Haji Mabrur yang menjadi dambaan setiap orang. Mabrur berasal dari kata “birrun” yang berarti “baik”. Sebab orang Arab selalu menggunakan kata “birrun” dengan arti “kebaikan”. Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surah ke-3 ayat 92:
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (birru), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya. (Ali ‘Imron : 92).
Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa
kebajikan adalah kepedulian terhadap lingkungan sosial. Sebab semua
ajaran Islam dirancang untuk memperkuat hubungan pribadi dengan Allah
dan sekaligus memperkuat aspek kehidupan konsekwensinya berupa hubungan
baik dengan sesama manusia.
Sedangkan dimensi haji adalah urusan
dengan Allah, namun efek yang ditimbulkan darinya adalah penuh dengan
nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana termak-tub dalam pidato perpisahan
Rasulullah SAW.
Sedangkan makna dari “Haji Mabrur”
adalah, ibadah haji yang diterima oleh Allah. Haji yang diikuti dengan
kebaikan-kebaikan. Adapun janji janji Allah kepada jamaah haji yang
memperoleh kualitas mabrur tiada lain adalah Al-Jannah (surga).
Sebagaimana ternukil dalam sebuah hadits :
اَلحَجُّ اْلمَبـْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَآءٌ إِلاَّ اْلجَـنَّةُ
Haji mabrur tiada balasan kecuali syurga.
Hadirin Jamah Haji Yang Berbahagia ….!
Rasulullah SAW. menyatakan bahwa tanda haji mabrur adalah amalnya setelah haji lebih baik dari pada sebelumnya :
عَمَلُهُ بَعْدَ اْلحَـجِّ خَيْرٌ مِنْ قَبْـلِهِ
Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda di dalam hadist Qudsi: “Jika
hamba-ku mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka aku mendekatkan
diri-Ku sehasta dan apabila ia mendekatkan diri kepada- Ku satu hasta
Aku mendekatkan satu lengan dan bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan
aku datangi ia dengan berlari, Allah berfirman: barang siapa lalai dari
mengingat Yang Maha Rahman maka syaitan akan menyesatkannya dan ia
menjadi sahabatnya”.
Pada saat dan waktu yang hening dan
sakral ini kita semua mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT.
Mudah-mudahan kita kembali ke tanah air dalam keadaan bersih dan suci
bagaikan anak yang baru lahir, mendapatkan Haji Mabrur.
Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar,
inilah kami hamba-hamba-Mu ya Karim, Hamba-Mu yang berlumur dosa
bergelimang maksiat, kini memohon kepada-Mu, wahai Yang Maha Rahman,
betapapun kami tidak bisa melihat-Mu, tapi bukankah Engkau sedang
menatap kami. Engkau sudah tahu persis apa yang kami lakukan. Mata
berumur ma’shiyat, telinga berlumur dosa. Engkau sudah mendengar seda
kata yang terucap lisan ini. Engkau tahu persis setiap kebohongan kami.
Engkau telah mengetahui janji yangtidak kami tepati. Rabb, Engkau pun
tahu apa yang dilakukan oleh tubuh ini. Semua ma’shiyat yang pernah
dilakukan telah Engkau saksikan semuanya. Malu rasanya dihadapan-Mu ya
Allah, tubuh di depan-Mu ini kami kotori dengan ma’shiyat, kami lumuri
dengan aib.
Ya Allah, Engkau tahu kebusukan hati kami, sering menyombongkan apa yang kau titipkan, memamer-kan, riya, hati penuh kedengkian.
Ya Allah, kami ingin merobah semuanya.
Kau tahu betapa cape hidup seperti ini, betapa menderita hidup jauh
dari-Mu, betapa sengsara hidup bergelimang dosa dan ma’shiyat.
Rabb, jadikan saat ini benar-benar jadi
saat ini benar-benar jadi saat kau rubah diri-diri kami, dari si busuk
berlumur dosa menjadi orang yang terpelihara dengan Karunia-Mu,dari
hamba-Mu yang nista berlumur aib, menjadi orang yang mulia disisi-Mu,
dari si malas, lalai, menjadi orang yang terpelihara dengan karunia-Mu,
dari si dungu yang tiada berilmu menjadi orang yang benar-benar kau
selimuti dengan ilmu-Mu, ya Allah.
Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan-Mu…
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ تَوْبَةً
نَصُوْحًا ، تَوْبَةً نَصُوْحًا يَا إِلَهَناَ … وَتَوْبَةً قَبْلَ
اْلمَوْتِ ، وَرَاحَةً عِنْدَ اْلمَوْتِ ، وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً بَعْدَ
اْلمَوْتِ ، وَالْعَفْوَ عِنْدَ اْلحِسَابِ وَاْلفَوْزَ بِالْجَنَّةِ
وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ …
Ya Allah, berikan keteguhan bagi kami
ya Rabb. Jangan biarkan kami tergelincir ya Allah dalam kema’shiyatan,
jangan biarkan kami jatuh oleh godaan ya Allah, jangan biarkan kami
terperosok dalam nafsu yang menjerumuskan, berikan kekuatan kepada kami
untuk menjaga diri ya Allah. Kami ingin selamat ya Allah…
Rabb, jangan biarkan nafsu menggelincir
kami dari jalan-Mu, jangan biarkan cinta kami kepada makhluk-Mu membuat
kami menghianati-Mu, jangan biarkan dunia ini menipu, menyilaukan dan
memperdaya kami.
Rabb, karuniakan kepada kami indahnya hidup bersama-Mu…
Rabb, jadikan sisa umur ini menjadi
orang yang benar-benar terpesona kepada-Mu, menjadi orang yang selalu
merindukan-Mu, menjadi orang yang tak bisa melupakan-Mu. Jadikan
hari-hari yang kami jalani hari-hari yang sibuk berbekal pulang
kepada-Mu.
Selamatkan orang tua kami ya Allah, tidak
berhenti kami mendoakan keduanya, darah dagingnya melekat di tubuh
kami. Shalihkan yang belum shalih, muliakan yang terhinakan Islamkan
yang belum Islam, pertemukan bagi yang belum bertemu dengan orang tuanya
di tempat yang berkah.
Ya Allah, ampuni yang orang tuanya berlumuran dosa. Jadikan sisa umurnya menjadi orang mulia di sisi-Mu. Jadikan akhir hayatnya husnul khatimah,
lindungi dari siksa kubur ya Allah, jangan….jangan biarkan teraniaya di
kubur ya Allah, jadikan ahli surga-Mu ya Allah. Golongkan kami menjadi
anak yang tahu balas budi, cegahlah kami dari perbuatan durhaka sekecil
apapun.
Ya Allah, selamatkan hamba-hamba-Mu yang
berbuat kebaikan kepada kami, juga selamatkan kaum muslimin yang pernah
kami sakiti selama ini, berilah hatinya ridha dan mau memaafkan kami.
Selamatkan kaum muslimin yang pernah menyakiti kami. Golongkan kami
menjadi pemaaf yang tulus.
Ya Allah, lindungi kami dari sifat kikir,
lindungi kami dari sifat amarah, lindungi kami darikemunafikan ya
Allah.Lindungi kami dari perilaku dzalim kepada siapapun.
Ya Allah, jadikan saat ini saat kau
ijabah doa-doa. Kepada siapa lagi ya Allah kami meminta? Sedangkan
Engkau penggenggam jagat ini, sedangkan Engkau pemilik segala kejadian.
Pada siapa lagi kami berharap selain kepada-Mu. Jamulah siapapun yang
bermunajah dimanapun dengan Kau ijabah doanya ya Allah.
Ya Allah, kami ingin bisa pulang selamat,
kami ingin bisa pulang selamat, kami ingin bisa pulang kepada-Mu ya
Allah. Ya Allah lapangkan yang dilanda kesulitan, cukupi yang kekurangan
rizki ya Allah, mudahkan yang sedang dililit kesulitan, bayarkan yang
dihimpit hutang piutang, bahagiakan yang sedang dirundung kesusahan,
angkat derajat yang selalu dihina direndahkan. Lindungi yang teraniaya,
khususnya saudara-saudara kami di Palestina. Teguhkan iman
saudara-saudara kami ya Allah. Karuniakan kesabaran, kemenangan bagi
hambamu ya Allah. Kembalikan Masjidil ‘Aqsha kepada umat-Mu ya Allah.
Rabb, Engkaulah penggenggam musuh-musuh-Mu ya Allah. Rabb, karuniakan
kepada kami berbuat sesuatu untuk kemuliaan agama-Mu, untuk hambamu ya
Allah.
Ya Allah berikan kemudahan untuk ibadah
kepada kami. Karuniakan shalat yang khusyu’, hati yang ikhlas, orang
yang cerdas, sehatkan lahir bathin kami. Ya Allla, sembuhkan yang sedang
ditimpa sakit.
Ya Allah, bagi yang masih berpikir jahat
balikkan hatinya ya Allah, bagi yang masih durhaka bukakan kalbunya ya
Allah, bagi yang berlumuran ma’shiyat tuntun ke jalan-Mu, bagi yang
masih kufur beri hidayah ya Allah, mereka juga hamba-hamba-Mu ya Allah.
Ya Allah, berikan kesanggupan kepada kami untuk mengajak hamba-hamba-Mu ke jalan-Mu.
Ya Allah, jadikan saat ini menjadi salah
satu saat yang Engkau sukai, saat Kau beri hidayah yang masih tersesat,
Kau ampuni yang berlumuran salah dosa. Kau cahaya qalbu yang gulita.
رَبَّناَ هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا .
Karuniakan pendamping yang merindukannya,
pernikahan yang berkah, rumah tangga yang sakinah, keturunan yang
shalih shalihah, jangan terlahir dari diri kami keturunan yang durhaka.
Ya Allah, jangan biarkan rumah tangga
kami menjadi rumah tangga yang penuh bencana. Ya Allah titipkan kepada
kami keturunan yang lebih baik dari pada kami di hadapan-Mu. Jangan
biarkan ada anak-anak yang mencoreng aib di wajah kami. Ampuni jika kami
salah mendidik mereka, ya Rabb. Ya Allah, jangan biarkan anak-anak kami
menghujat kami kelak di akhirat-Mu mulia, dengan Kau masukkan kami
semua bersama mereka ke dalam Surga-Mu.
Ya Allah, andaikata bala bencana yang
menimpa diri kami, negri kami, karena perbuatan ma’shiyat yang kami
perbuat, jadikanlah saat ini saat ampunan, ya Allah. Ampuni sebusuk apa
pun diri kami, ampuni sebanyak apa pun dosa yang kami perbuat. Ampuni
segala apapun masa lalu kami, ampuni segala apapun aib-aib yang kami
sembunyikan selama ini.
Ya Allah, ampuni jika selama ini kami
mendustakan-Mu meremehkan keangungan-Mu, melupakan kasih saying-Mu.
Ampuni jika ni’mat yang Kau berikan, kami gunakan untuk berkhianat
kepada-Mu. Ampuni jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni
amal-amal kami yang amat jarang ini: shalat kami yang hampir tiada
khusyu’, ampuni shadaqah kami yang amat kikir, ya Allah. Ampuni
kezaliman kami kepada orang tua kami. Engkau Yang Maha Mengetahui luka
dihatinya. Ampuni jikalau orang tua kami menyesal melahirkan kami.
Ampuni ya Allah, jikalau kami sering melukai dan melalaikannya. Ampuni
jika ada orang yang terhina dan tersesat karena lisan kami, ampuni
andaikata ada harta haram, makanan haram yang melekat pada tubuh kami ya
Allah. Hapuskan semuanya ya Allah.
Rabb, selamatkan bangsa kami ini ya Allah, karuniakan pemimpin yang adil, pemimpin yang mencintai-Mu, mencintai umat-Mu.
Ya Allah, muliakan agama-Mu ini. Jadikan
Isla menjadi jalan keluar bagi krisis yang melanda Bangsa kami. Jangan
biarkan musuh-musuh-Mu menodai dan memfitnah Dien-Mu. Kami yakin Allah,
betapun mereka berusa keras ingin memadamkan Cahaya-Mu dari bumu ini,
Engkau justru akan menyempurnakan Cahaya-Mu, sehingga memancarkan
menerangi seluruh lorong persada alam–Mu ini, betapapun orang-orang
kafir tidak menyukainya.
Ya Allah, hanya engkau pembalas segala
kebaikan, lipat ganda rizki terhadap siapapun yang membantu dan menjadi
jalan bagi sampainya kami di tanah haram ini. Angkat derajat mereka,
muliakan hidup mereka di dunia ini, dan masukkan mereka ke
dalam Surga-Mu……
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ حَجًّا
مَبْرُوْرًا ، وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا ، وَذَنْباً مَغْفُوْرًا ، وَعَمَلاً
صَالِحًا مَقْبُوْلاً ، وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ ، يَا عَالِمَ مَا فىِ
الصُّدُوْرِ اَخْرِجْنَا يَا اَلله مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلىَ النُّوْرِ .
Ya Allah, kami meminta kepada-Mu haji
yang mabrur, sa’i yang masykur, dosa yang terampuni, perniagaan yang
tiada pernah merugi. Jangan biarkan haji kami menjadi fitnah. Jadikan
haji kami ini membawa keberkahan bagi keluarga, keturunan dan lingkungan
kami. Jangan biarkan kami mencemari kehormatan agama-Mu dengan haji
ini.
Ya Allah, undang kami kembali berhaji ke
tanah suci ini bersama istri kami, keluarga kami, orang tua kami, sanak
saudara kami, anak-anak dan keturunan kami, juga tetangga dan
sahabat-sahabat kami, wahai Yang Maha Mendengar, Engkaulah yang
menggenggam segala kejadian.
Ya Allah, hajat kami kepada-Mu begitu
sangat banyak, hanya Engkaulah Yang Mengetahui seluruh hajad dan
kebutuhan kami. Kami memohon kepada-Mu ya karim, sepanjang hajad dan
kebutuhan kami ini baik menurutmu, dan memberi kemaslahatan dunia dan
akhirat bagi kami, maka penuhilah hajad dan kebutuhan kami ini, juga
hajad dan kebutuhan istri,keluarga, orang tua, dan saudara serta sahabat
kami.
Ya Allah, akhirnya berilah pada
kesempatan ini ni’mat, karunia dan keselamatan untuk bisa berhimpun di
bawah panji nabi-Mu Muhammad SAW. Beriringan dengan kafilah para nabi-Mu
dan rasul-Mu, beriringan dengan semua auliya’, syuhada’ dan shalihin,
menuju surga-Mu, tempat tidak seorang tertipu, tempat tidak seorang pun
bisa bersedih, tempat semua harapan berjawab, semua derita kan berakhir.
Ya Allah, tiada tempat berharap bagi kami
selain kepada-Mu, tiada tempat bergantung bagi kami, selain Engkaulah
tempat kembali kami. Penuhilah seluruh harapan kami ini ya Allah denga
Kau ijabah seluruh pinta dan harapan kami ini. Sungguh Engkau tidak
pernah mengingkari janji-janji-Mu …
Ditulis oleh H. Mutawalli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar