Kewajiban Bagi Yang Sedang Ihram
Diwajibkan bagi yang sedang berihram untuk haji dan umrah hal-hal berikut:
1. Melaksanakan
apa yang diwajibkan Allah kepadanya, seperti kewajiban shalat pada waktunya
secara berjamaah.
2. Menjauhi
apa yang dilarang Allah, berupa: rafats (berkata buruk, bercumbu mesra
dengan istri), fusuq (melanggar perintah agama), jidal
(berbantah-bantahan) dan perbuatan maksiat lainnya.
3. Menghindari
ucapan atau perbuatan yang mengganggu dan menyakiti sesama muslim.
4. Menjauhi
larangan-larangan ihram.
Larangan bagi orang yang sedang ber-ihram:
Bagi pria dan wanita:
a. Mencabut
rambut atau memotong kuku. Sedangkan bila rambut atau kuku itu lepas dengan
tidak disengaja di saat Ihram, maka ia tidak dikenakan denda apa-apa.
b. Mempergunakan
wangi-wangian di badannya atau pakaiannya, begitu juga pada makanan dan minumannya.
Adapun jika ada sisa wangi-wangian yang ia pergunakan saat sebelum ihram, maka
tak mengapa.
c. Membunuh
binatang buruan atau menghalaunya, atau membantu orang yang berburu, selagi ia
masih dalam keadaan ihram.
d. Memotong
pepohonan atau mencabut tanaman yang masih hijau di tanah haram, begitu juga
memungut barang temuan, kecuali jika bermaksud untuk mengumumkannya, karena
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang semua perbuatan
tersebut. Larangan-larangan ini berlaku
pula bagi yang tidak berihram.
e. Meminang
atau melangsungkan akad nikah, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain,
begitu juga mengadakan hubungan dengan istri atau menjamahnya dengan syahwat
selama ia dalam keadaan ihram.
Bagi pria ada larangan sebagai berikut:
a. Mengenakan
tutup kepala yang melekat. Adapun menggunakan payung atau berteduh di bawah
atap kendaraan, atau membawa barang-barang di atas kepala, tidaklah mengapa.
b. Memakai
kemeja dan semacamnya yang berjahit untuk menutupi seluruh badan atau
sebagiannya, begitu juga jubah, sorban, celana dan sepatu, kecuali jika tidak
mendapatkan sarung lalu dia memakai celana, atau tidak mendapatkan sandal
kemudian mengenakan sepatu, maka tak mengapa baginya.
Bagi wanita:
Sedangkan
bagi wanita diharamkan saat ihram untuk menggunakan sarung tangan dan menutup
mukanya dengan cadar atau kerudung. Tetapi bila ia berhadapan muka dengan kaum
pria yang bukan mahram, maka ia wajib menutup mukanya dengan kerudung atau
semacamnya, sebagaimana kalau ia tidak dalam ihram.
Apabila
seseorang yang berihram mengenakan pakaian yang berjahit, atau menutup
kepalanya, atau mempergunakan wangi-wangian, atau mencabut rambutnya, atau
memotong kukunya karena lupa atau tidak mengetahui hukumnya, maka ia tidak
dikenakan fidyah.
Dan hendaklah segera ia menghentikan
perbuatan-perbuatan tadi di saat ia ingat atau mengetahui hukumnya.
Bagi
yang sedang berihram, boleh mengenakan sandal, cincin, kacamata, alat bantu
pendengaran (earphone), jam tangan, ikat pinggang biasa, ikat pinggang bersaku
untuk menyimpan uang dan surat-surat.
Diperbolehkan
menggganti pakaian ihram dan mencucinya, serta mandi dan membasuh kepala.
Apabila lantaran mandi dan membasuh tadi terdapat rambut yang rontok tanpa
disengaja, maka ia tak dikenakan apa-apa, begitu juga halnya bila ia terkena
luka.
Mabit
Mabit adalah berhenti sejenak atau bermalam beberapa hari
untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam pelaksanaan melontar Jumrah yang
merupakan salah satu wajib ibadah haji, mabit dilakukan 2 tahap di 2 tempat
yaitu di Muzdalifah dan di Mina.
Tahap Pertama
Mabit di Muzdalifah,
Dilakukan tanggal 10 Zulhijah, yaitu lewat tengah malam sehabis wukuf di
padang Arafah. Mabit tahap pertama ini biasanya hanya beberapa saat saja, yaitu
secukup waktu untuk mengumpulkan 7 buah krikil guna melontar jumrah Aqabah.
Tahap Kedua Mabit
ini dilakukan di Mina,
dalam 2 hari (11
dan 12 Zulhijah) bagi yang akan mengambil 'Nafar Awal', dan 3 hari (11,12,13
Zulhijah) bagi yang akan mengambil 'Nafar Akhir'. Dari hari pertama sampai terakhir dari mabit di Mina ini
adalah melontar ketiga jumrah Ula, Wusta dan Aqabah.
Yang dimaksud dengan Nafar Awal adalah apabila kita hanya
melontar 3 hari, bukan 4 hari seperti Nafar Sani/Akhir. Disebut Awal karena jama'ah lebih awal meninggalkan Mina
kembali ke Mekah. Dan hanya melontar sebanyak 3 hari. Total krikil yang
dilontar jama'ah nafar awal adalah 49 butir. Jama'ah haji pelaku Nafar Awal hanya 2 malam menginap di
Mina dan meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah sebelum matahari terbenam.
Disebut Nafar Sani atau Nafar Akhir apabila Jama'ah melontar
Jumrah selama 4 (empat) hari pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 Zulhijah sehingga
jumlah batu yang dilontar sebanyak 70 butir. Disebut Nafar Sani/AKhir karena
jema'ah haji bermalam di Mina 3(tiga)
malam dan meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah.
Wukuf di Arafah
Wukuf adalah mengasingkan diri atau mengantarkan diri ke
suatu "panggung replika" padang Mahsyar.
Suatu tamsil bagaimana kelak manusia dikumpulkan di suatu padang Mahsyar dalam formasi antri menunggu giliran untuk dihisab oleh
Allah SWT.
Wukuf adalah
suatu contoh sebagai peringatan kepada manusia tentang kebenaran Illahi. Status
hukum Wukuf di Arafah adalah Rukun Haji, yang kalau ditinggalkan maka Hajinya
tidak sah.
Wukuf juga
merupakan puncak ibadah Haji yang dilaksanakan di Padang Arafah dan pada
tanggal 9 Zulhizah. sebagaimana sabda Rasulullah :
Alhaju arafah
manjaal yalata jam'in kabla tuluw ilafji pakad adraka alhajj (diriwayatkan oleh 5 ahli hadis)
Pada hari wukuf
tanggal 9 Zulhijah yaitu ketika matahari sudah tergelincir atau bergeser dari
tengah hari, (pukul 12 siang) hitungan wukuf sudah dimulai. yang pertama
dilakukan adalah shalat Zuhur dan Ashar yang dilakukan secara Jamak Taqdim,
yakni shalat Ashar dilakukan bersama shalat Zuhur pada waktu Zuhur dengan 1 X
azan dan 2 X iqamat.
Setelah shalat
Zuhur dan Ashar, disunatkan seorang imam untuk mulai berkhutbah untuk
memberikan bimbingan wukuf, penerangan, seruan-seruan ibadah dan panjatan do'a
kepada Allah SWT.
Disunatkan
supaya menghadap Qiblat dan memperbanyak membaca do'a, zikir dan membaca
Al-Qur'an. Ketika berdo'a hendaklah mengangkat
tangan hingga tampak keatas kedua ketiaknya. dan juga disunatkan
mengulang-ulang kalimat :
"Laa ilaaha
illallaah wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahulhamdu, Yuhyii wayumiitu,
wahuwa hayyun layamuutu biyadihil khair, wahua 'alaa
kuli syaiin qadiir"
Artinya : "Ya Allah tiada tuhan selain Allah yang tiada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan segala puji.Dia yang menghidupkan dan mematikan. Ia hidup tidak mati. Di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha kuasa."
Karena ada hadfis Nabi yang mengatakan :"Sebaik-baiknya do'a pada hari Arafah, dan
sebaik-baiknya yang kubaca dan dibacanya juga oleh nabi-nabi sebelumku, yaitu :
Laa ilaha illallaah wahdahu laa syarikalah,
lahul mulku walahulhamdu, yuhyii wayumiitu, wahuwa hayyun layamuutu biyadihil
khair, wahua 'alaa kuli syaiin qadiir."
(Hadis Riwayat : Tirmidzi
Pelaksanaan Haji Qiran
Haji Qiran Yaitu: Melaksanakan Ibadah
Haji dan Umrah secara bersamaan, dengan demikian prosesi tawaf, Sa'i dan
tahallul untuk Haji dan Umrah dilakukan satu kali atau sekaligus. Karena
kemudahan itulah Jema'ah dikenakan "Dam" atau denda. yaitu
menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. Bagi
yang melaksanakan Haji Qiran disunnatkan melakukan tawaf Qudum saat baru tiba
di Mekah.
Miqat bagi jema'ah yang berada di Madinah ialah Bir Ali
(Zulhulaifah). Sedangkan bagi jema'ah yang sudah berada di Mekah miqatnya dapat
dilakukan di Tan'im atau Ji'ranah. yang datang ke Mekah pada hari yang mepet ke
tanggal 9 Zulhijah, Miqatnya dapat dilakukan diatas pesawat saat melintas
daerah miqat.
MIQAT DITANAH AIR
Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk
haji sabagai berikut :
• Memotong Kuku.• Memotong rambut secukupnya.
• Mandi sunnat ihram.
• Memakai wangi-wangian.
• Memakai pakaian ihram.
MIQAT di Saudi.
Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan
ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju
Mekah. Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat
Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika
mungkin.
b. Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan.
c. Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak
membaca
"Talbiah"
لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَك
Labaika Allohumma labaiik, Labaika laa syariikalaka labaiik, Innalhamda wanni’mata laka wal mulk laa syariikalak”
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang
memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu,
Aku datang memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, ni’mat dan segenap
kekuasaan adalah milikmu, tidak ada sekutu bagi-Mu."
d. Melakukan Tawaf
Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di Mekah).
e. Boleh langsung
Sa'i Setelah Tawaf Qudum, atau boleh juga sesudah tawaf Ifadah.
f. Jika melakukan
Sa'i tidak boleh langsung bertahallul, sampai selesai seluruh kegiatan Ibadah
Haji. Sesudah tawaf Qudum dan Sa'i jama'ah menunggu waktu
pelaksanaan haji yang dimulai tanggal 8 Zulhijah. Dalam waktu menunggu
pelaksanaan haji itu, jama'ah Haji Qiran harus tetap mengenakan pakaian Ihram,
dan mematuhi semua larangan yang berkenaan dengan ihram.
PELAKSANAAN HAJI QIRAN
1.Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
2. Tanggal
8 Dzulhijah (Siang-malam Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke
Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
3. Tanggal
9 Dzulhijah (pagi) Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah
shalat Subuh.
4. Tanggal 9 Dzulhijah siang-sore
a. Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf pada tengah hari.
b.
Shalat
Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan
pada waktu zuhur
c.
Setelah
shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus
setengah hari sampai waktu Maqrib.
5. Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
6.Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
a.
Shalat
Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
b. Mabit berhenti sejenak di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam.
sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
c. Mengumpulkan
7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besaok pagi.
d. Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
7. Tanggal
10 Dzulhijah,
a. Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
b. Tahallul awal.
c. Lanjutkan
ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
d. Harus
sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
e. Mabit
di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
8.Tanggal
11 Dzulhijah
a. Melontar
Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
b.
Mabit
di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
9. Tanggal 12 Dzulhijah,
a.
Melontar
Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
b.
Bagi
yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib, lanjutkan dengan tawaf ifadah
dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
c.
Bagi
yang Nafar Tsani, mabit di Mina
10.Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani:
a. Melontar
Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
11. Tanggal
13 Dzulhijah (siang-malam),
a. Tawaf
ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i
sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja
melakukan Tahallul.
Cara Tahallul dan do'a Tahallul
Pengertian "Tahallul" adalah: menghalalkan kembali apa-apa yang
tadinya dilarang ketika masih dalam keadaan ihram.
Tahallul ada dua macam;
Tahallul
pertama (Tahallul Awal)
Tahallul kedua (Tahallul Tsani)
Tahallul
Awal adalah:
Melakukan pemotongan rambut baik
secara keseluruhan atau hanya sebagianm walau hanya sepanjang 2 inci oleh
Syafi'i, setelah melakukan dua rukun ditambah satu wajib haji. Jadi setelah
melakukan ihram (rukun 1) lalu wukuf (rukun 2), dilanjutkan dengan melempar
Jamrah Aqabah, sesorang haji telah diperbolehkan untuk melakukan Tahallul Awal.
Orang yang telah melakukan tahallul Awal, telah bebas dari beberapa
larangan-larangan ihram, kecuali hubungan suami isteri (jima').
Tahallul
Tsani adalah:
Jika semua rangkaian rukun haji
telah dilakukan, termasuk thawaf ifadhah dan Sai' haji. Tahallul kedua tidak
dilakukan pemotongan, melainkan jatuh dengan sendirinya jika kedua hal di atas
telah dilakukan. Setelah tahallul kedua jatuh, semua larangan ihram boleh
dilakukan kembali, termasuk hubungan suami isteri.
Cara bertahallul:
Untuk laki-laki, afdalnya bercukur sempurna/botak (pada tahalul pertama). Boleh
memotong rambut sepanjang sepertiga jari bagian atas atau kurang dari
itu. Untuk perempuan hanya boleh memotong sebagian rambut,dengan
mengumpulkan rambutnya kemudian memotongnya sepanjang satu ruas jari.
Do’a Menggunting Rambu
اَللهُ
اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى مَا هَدَانَا
وَالْحَمْدُ للهِ عَلَى مَا أَنْعَمَنَابِهِ عَلَيْهَا. اَللَّهُمَّ هَذِهِ
نَاصِيَتِي فَتَقَبَّلْ مِنِّي وَاغْفِرْ ذُنُوْبِى اَللََّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُحَلِّقِيْنَ وَاْلمَقْصُوْرِيْنَ يَاوَاسِعَ الْمَغْفِرَةٍ اَللَّهُمَّ اثْبُتْ
لِى بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةً وَامْحُ عَنِّي بِهَا سَيِّئَةً. وَارْفَعْ لِىْ
بِهَا عِنْدَكَ دَرَجَةً
Do’a Selesai Menggunting Rambut
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّدِى قَضَى عَنَا مَنَاسِكَنَا. اَللَّهُمَّ زِدْنَا اِيْمَانَا
وَيَقِيْنَا وَعَوْنَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ
Selesai sudah bertahallul.
URUT URUTAN HAJI TAMATTU' GELOMBANG II
Bagi calon jama’ah haji yang tiba di Jeddah sesudah tanggal 25 Dzul Qo’dah (Gelombang II).
Di Jeddah.
Setelah sampai di Jeddah calon jama’ah menunggu waktu untuk diberangkatkan ke Mekkah.
Meninggalkan Jeddah.
- Mandi dan mengenakan pakaian Ihram di Jeddah.
- Shalat sunat Ihram dua rakaat.
- Mulai umrah dengan mengucapkan niat.
- Naik Kendaraan.
- Menuju Mekkah dengan membaca Talbiyah.
Di Mekkah.
Masuk Mekkah
- Masuk Masjidil Haram melewati Babussalam.
- Thawaf
Selesai berdoa di Multazam :
- Menggunting rambut kepala paling sedikit 3 helai.
- Dengan demikian selesailah umrah yang dimulai dari Jeddah.
- Dapat mulai membayar Dam.
Tinggal di Mekkah.
- Setelah selesai melakukan umrah sunnah, jama’ah tinggal di Mekkah menunggu sampai datangnya tanggal 8 Dzul Hijjah.
- Selama tinggal di Mekkah memperbanyak ibadah dengan melakukan :
- Shalat Jama’ah di Masjidil Haram tiap waktu.
- Tawaf Sunat
- Berdiam di Masjid (I’tikaf)
- Membaca Al-Qur’an
- Umrah sunnah dari Tan’im atau Ji’ranah.
Meninggalkan Mekkah.
Persiapan menuju Arafah (tanggal 8 Dzul Hijjah).
- Mandi dan Berwudlu.
- Berpakaian Ihram.
- Shalat sunat ihram dua raka’at.
- Mulai ibadah Haji dengan mengucap niat.
Sepanjang perjalanan ke Arafah mambaca Talbiyah.
Di Arafah.
Masuk Arafah.
- Bermalam di Arafah menunggu waktu Wuquf.
- Wuquf (Tanggal 9 Dzul Hijjah).
- Mulai Wuquf dengan shalat Dzuhur dan Ashar dijama’ dan Qoshor, sebaiknya berjama’ah.
- Memperbanyak ibadah antara lain : membaca doa Wuquf, membaca Al-Qur’an dan Berdzikir.
- Bersiap-siap untuk mengakhiri Wuquf dan meninggalkan Arafah.
- Setelah selesai shalat Maghrib dan Isya’ yang di Jama’ dan di Qoshor, naik kendaraan.
- Mengakhiri Wukuf.
Di Mudzdalifah.
- Mencari kerikil sebanyak 49 atau 70 butir.
- Mabid (menunggu lewat tengah malam).
Di Mina.
- Selama di Mina kewajiban Jama’ah Haji adalah melontar jumrah.
- Pada tanggal 10 Dzul Hijjah hanya melontar Jumrah Aqobah saja lalu bertahallul awal dengan memotong rambut kepala paling sedikit 3 helai lalu berganti pakaian biasa.
- Dengan selesai tahallul awal ini maka seluruh larangan ihram telah gugur kecuali menggauli istri.
- Setelah tahallul awal kalau keadaan mengizinkan hendaklah pergi ke Mekkah untuk melakukan tawaf ifadlah dan sa’i, tetapi harus kembali ke Mina sebelum terbenam matahari.
- Pada tanggal 11 dan 12 Dzul Hijjah melontar Jumrah Ula, Wustho dan Aqobah secara berurutan, kemudian kembali ke Mekkah. Itulah yang dinamakan Nafar Awal.
- Bagi jama’ah haji yang pada tanggal 13 Dzul Hijjah masih berada di Mina diharuskan melontar ketiga jumrah itu lagi, lalu kembali ke Mekkah. Itulah yang dinamakan Nafar Tsani.
- Bagi jama’ah haji yang belum membayar Dam hendaklah menunaikannya disini dan bagi yang mampu hendaklah memotong hewan kurban.
Kembali ke Mekkah.
- Menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadlah (Tawah Rukun) dan Sa’i, bagi yang belum melakukannya.
- Dengan selesainya Tawah Ifadlah dan Sa’i, maka selesailah pelaksanaan ibadah haji (Tahallul Tsani).
Tinggal di Mekkah.
- Menunggu keberangkatan ke Madina.
- Selama berada di Mekkah memperbanyak melakukan ibadah.
Tawaf Wada’.
Melakukan Tawaf Wada’(Tawaf selamat tinggal).
Menuju Madinah.
Di Madinah.
Selama di Madinah mengerjakan :
- Shalat Arbain (40 waktu) di Masjid Nabawi.
- Ziarah ketempat-tempat bersejarah, bila keadaan memungkinkan.
Ziarah Wada' di Madinah :
- Setelah tiba waktunya untuk meninggalkan Madinah (hari terakhir di Madinah) melakukan Ziarah wa’da ke makam Rasullulah SAW
Urut-Urutan Haji Tamattu' Gelombang 1
Kedatangan calon jama’ah haji Indonesia di Jeddah ada dua gelombang yaitu :
Gelombang I, setelah tiba di Jeddah melanjutkan perjalanannya ke Madinah (yang tiba sebelum tanggal 25 Dzul Qo’dah).
Gelombang II, setelah tiba di Jeddah langsung ke Mekkah (yang tiba sesudah tanggal 25 Dzul qo’dah).
Sekarang yang kita bahas, Haji Tamattu' galombang 1.
Di Jeddah.
Setelah sampai di Jeddah calon jama’ah menunggu waktu untuk diberangkatkan ke Madinah
Di Madinah.
Selama di Madinah mengerjakan :
Masuk Mekkah
1. Persiapan menuju Arafah (tanggal 8 Dzul Hijjah) dengan melakukan:
Gelombang I, setelah tiba di Jeddah melanjutkan perjalanannya ke Madinah (yang tiba sebelum tanggal 25 Dzul Qo’dah).
Gelombang II, setelah tiba di Jeddah langsung ke Mekkah (yang tiba sesudah tanggal 25 Dzul qo’dah).
Sekarang yang kita bahas, Haji Tamattu' galombang 1.
Di Jeddah.
Setelah sampai di Jeddah calon jama’ah menunggu waktu untuk diberangkatkan ke Madinah
Di Madinah.
Selama di Madinah mengerjakan :
- Shalat Arbain (40 waktu) di Masjid Nabawi.
- Ziarah ketempat-tempat bersejarah, bila keadaan memungkinkan.
- Ziarah wa’da ke makam Rasullulah SAW.
- Mandi dan mengenakan pakaian ihram di pondokan.
- Berangkat menuju Bir Ali.
- Shalat sunat ihram dua raka’at.
- Mulai Umrah dan mengucapkan niat Umrah.
- Melanjutkan perjalanan menuju Mekkah dengan memperbanyak talbiyah.
Masuk Mekkah
- Masuk Masjidil Haram
- Lakukan Thawaf
- Sa’i
- Lalu Tahallul
- Menggunting rambut kepala paling sedikit 3 helai.
- Dengan demikian selesailah umrah yang dimulai dari Bir Ali.
- Dapat memulai membayar Dam.
- Setelah selesai melakukan umrah sunnah, jama’ah tinggal di Mekkah menunggu sampai datangnya tanggal 8 Dzul Hijjah.
- Selama tinggal di Mekkah memperbanyak ibadah dengan melakukan :
- Shalat Jama’ah di Masjidil Haram tiap waktu.
- Tawaf Sunat
- Berdiam di Masjid (I’tikaf)
- Membaca Al-Qur’an
- Umrah sunat dari Tan’im atau Ji’ranah.
1. Persiapan menuju Arafah (tanggal 8 Dzul Hijjah) dengan melakukan:
- Mandi dan Berwudlu.
- Berpakaian Ihram.
- Shalat sunat ihram dua raka’at.
- Mulai ibadah Haji dengan mengucap niat.
Di Arafah.
Masuk Arafah.
Bermalam di Arafah menunggu waktu Wuquf.
Wuquf (Tanggal 9 Dzul Hijjah).
- Mulai Wuquh dengan shalat Dzuhur dan Ashar dijama’ dan Qoshor, sebaiknya berjama’ah.
- Memperbanyak ibadah antara lain : membaca doa Wuquf, membaca Al-Qur’an dan Berdzikir.
- Bersiap-siap untuk mengakhiri Wuquf dan meninggalkan Arafah.
- Setelah selesai shalat Maghrib dan Isya’ yang di Jama’ dan di Qoshor, naik kendaraan.
- Mengakhiri Wukuf.
- Mencari kerikil sebanyak 49 atau 70 butir.
- Mabid (menunggu lewat tengah malam).
- Selama di Mina kewajiban Jama’ah Haji adalah melontar.
- Pada tanggal 10 Dzul Hijjah hanya melontar Jumrah Aqobah saja lalu bertahallul awal dengan memotong rambut kepala paling sedikit 3 helai lalu berganti pakaian biasa.
- Dengan selesai tahallul awal ini maka seluruh larangan ihram telah gugur kecuali menggauli istri.
- Setelah tahallul awal kalau keadaan mengizinkan boleh pergi ke Mekkah untuk melakukan tawaf ifadlah dan sa’i sebelum terbenam Matahari, tetapi harus kembali ke Mina.
- Pada tanggal 11 dan 12 Dzul Hijjah melontar Jumrah ‘Ula, Wustho dan Aqobah secara berurutan, kemudian kembali ke Mekkah. Itulah yang dinamakan Nafar Awal. Bagi jama’ah haji yang pada tanggal 13 Dzul Hijjah masih berada di Mina diharuskan melontar ketiga jumrah itu lagi, lalu kembali ke Mekkah. Itulah yang dinamakan nafar Tsani.
- Menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadlah (Tawaf Rukun) dan Sa’i, bagi yang belum melakukannya.
- Dengan selesainya Tawaf Ifadlah dan Sa’i, maka selesailah pelaksanaan ibadah haji (Tahallul Tsani).
- Pada hari terakhir di Mekkah sebelum berangkat ke Jedah, agar melakukan Tawaf Wada’ (Tawaf Perpisahan).
Cara Sa'i Dan do'a dalam Sa'i
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَبْدَأُ بِماَبَدَأَ اللهُ بِهِ
وَرَسُوْلُهُ إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Abda'u bimaa bada
Allaahu bihi warasuuluh. Innas safa walmarwata min sya'airillah Faman
hajjal baita awi'tamara fala junaha 'alaihi ayyatawwafa bihima waman
tatawwa'a khairan fa innallaha syakirun 'alim
Dengan nama ALLah yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh
Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari
Syi'ar-Syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang
beribadah Haji ke baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha Penerima Kebaikan lagi maha Mengetahui
B. Do’a Di Atas Bukit Safa Ketika
Menghadap Ka’bah
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ ,
أَللهُ أَكْبَرُ عَلَى ماَ هَداَناَ وَالحَمْدُ ِللهِ عَلَى ماَ أَوْلاَناَ .
لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , لَهُ المُلْكُ وَلَهُ
الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ
عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ
إِلاَّ إِياَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamdu. Allahu Akbar 'alama hadana walhamdulillahi 'alama
aulana la ilaha illalahu wahdahu la syarika lahu, lahul mulku walahul
hamdu yuhyi wayumitu biyadihil khairu wahuwa 'ala kulli syai
inqadir. La ilaha illallahu wahdahu lasyarika lah, anjaza wa'dahu
wanasara 'abdahu wahazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wala na'
buduilla iyyahu mukhilisina lahuddina walau karihal kafirun
“Allah
Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Segala puji bagi Allah, Allah Mahabesar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Alloh atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami, tidak ada Tuhan selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu, Tiada Tuhan Selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya, Tidak ada Tuhan selain Alloh dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan (ikhlas) kepatuhan semata kepada-Nya, walaupun orang- orang kafir membenci
C. Do’a Sa’i dalam perjalanan 1 s/d 7
Do’a perjalanan ke-1, dari bukit Safa ke bukit
Marwah, di baca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau.
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ , أَللهُ أَكْبَرُ
كَبِيْراً وَالحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحاَنَ اللهِ العَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
الكَرِيْمِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً وَمِنَ اللَّيْلِ فاَسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ
لَيْلاً طَوِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ
عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ شَيْءَ قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ
يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ داَئِمٌ لاَ يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ أَبَداً
بِيَدِهِ الخَيْرُ وَإِلَيْهِ المَصِيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar kabira, walhamdu lillahi kasira. Wasubhaanallahil'azimi wabiham dihil karimi bukratawwa asila. Waminal laili fasyjud lahu wasabbih-hu lailan tawila. La ilaha illallahu wahdah anjaza wa'dah. Wanasara 'abdah wahazamal ahzaba wahdah. La syai a qablahu wala ba'dahu Yuhyii wayumiitu wahuwa hayyun daa imun layamutu walayafutu abada. Biyadihil khairu wailaihil masiir. Wahuwa'ala kulli syai in qadir"
"Allah Maha Besar
Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaraNya.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan segala pujianNya yang tidak
terhingga. Maha Suci Allah dengan pujian Yang Maha Mulia diwaktu pagi dan petang.
Bersujud dan bertasbihlah padaNya sepanjang malam. Tidak ada Tuhan selain Allah
Yang Maha Esa yang menepati janjiNya membela hamba-hmbaNya yang menghancurkan
musuh-musuhNya dengan keEsaanNya tidak ada sesuatu sebelumNya dengan
keEsaanNya, tidak ada sesuatu sebelumNya atau sesudahNya. Dialah yang
menghidupkan dan mematikandan Dia adalah Maha Hidup kekal tiada mati dan tiada
musnah (hilang) untuk selama-lamanya. Hanya ditanganNyalah terletak kebajikan
dan kepadaNyalah tempat kembali dan hanya Dialah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu."
Diantara dua pilar hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
"Rabbighfir warham wa'fu watakarram watajaawaz 'ammaa ta'lamu, innaka
ta'lamu, mala na'lamu, Innaka antallahul a'azzul akram."
Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah.
Ketika Mendekati Bukit Marwah membaca
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
2. Do’a Sa’i perjalanan ke-2, dari bukit Marwah ke
bukit Safa, di baca mulai dari bukit Marwah sampai pilar hijau.
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الحَمْدُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الواَحِدُ الفَرْدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ
صاَحِبَةً وَلاَ وَلَداً وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيْكٌ فىِ الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ
لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْراً .أَللَّـهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ
فىِ كِتاَبِكَ الْمُنَزَّلِ أُدْعُوْنِى أَسْتَجِبْ لَكُمْ دَعَوْناَكَ رَبَّناَ
فاَغْفِرْ لَناَ كَماَ أَمَرْتَناَ إِنَّاكَ لَا تُخْلِيْفُ المِيْعاَدَ .
رَبَّناَ إِنَّناَ سَمِعْناَ مُناَدِياً يُناَدِى لِلإِيْماَنِ أَنْ آمِنُوْا
بِرَبِّكُمْ فَآَمَنّاَ , رَبَّناَ فاَغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَكَفِّرْ عَنَّا
سَيِّئَاتِناَ وَتَوَفَّناَ مَعَ الأَبْراَرِ , رَبَّناَ وَأَتِناَ ماَ
وَعَدْتَناَ عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِناَ يَوْمَ القِياَمَةِ إِنَّكَ لَا
تُخْلِفُ الْمِيْعاَدَ . رَبَّناَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْناَ وَإِلَيْكَ أَنَبْناَ
وَإَلَيْكَ الْمَصِيْرُ . رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَ ِلإِخْواَنِناَ
الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِالإِيْماَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فىِ قُلُوْبِناَ غِلاًّ
لِّلَّذِيْنَ أَمَنُوْا رَبَّناَ إِنَّاكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
walillahil hamdu. Laa ilaaha illallaahul waahidul fardus shamad. Allazi
lam yattakhiz shaahibatan walaa waladan walam yakun lahu syarikun fil
mulki walam ya kun lahu waliyyun minazzulli wakabbirhu takbira. Allahumma
innaka kulta fi kitabikal munazali ud'uni astajib lakum da'aunaka
rabbana `fagfir lana kama amartana innaka latukhliful mi'ad. Rabbana
innana sami'na munadiyan yunadi lil imani anaminu birabbikum
fa'amanna. Rabana fagfirlana zunubana wa kaffir 'anna sayyiatina
watawaffana ma'al abrar. rabbana wa atina mawa'ad tana ala rusulika
wala tukhzina yaumal qiyamati innaka latukhliful mi'ad. Rabbana
'alaika tawakkalna wailaika anabna wailaikal masir. Rabbanagfirlana
zunuwali ikhwaninal lazina sabaquna bil imani wala taj'al fi qulubina
gillal lillazina amanu rabbana innaka ra ufurrahim."
Allah Maha Besar, Allah maha
Besar, Allah Maha Besar, hanya bagi Allahlah segala pujian. Tidak ada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa. Tumpuan segala maksud dan hajat.
Tidak beristri dan tidak beranak, tidak bersekutu dalam kekuasaan.
Tidak menjadi pelindung kehinaan. Agungkanlah Dia dengan segenap
kebesaran. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam
Qur'anMu :"Berdo'alah kepadaKu niscaya akan Kuperkenankan bagimu".
Sekarang kami telah memohon kepadaMu wahai Tuhan kami. Ampunilah kami
seperti halnya Engkau telah perintahkan kepada kami., sesungguhnya
Engkau tidak akan memungkiri janji. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu)"berimanlah kamu
kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah
dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami
berilah kami apa yang Engkau telah janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kmi di
hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. Ya Allah,
hanya kepada Engkaulah kami bertawakal, dan hanya kepada Engkaulah
tumpuan segala sesuatu dan kepada Engkaulah tempat kembali. Ya Allah,
ampunilh kami serta semua saudara kami yang telah mendahului kami
beriman kepada Engkau dan jangan menjadikn kedengkian dalam kalbu
kami terhadap mereka yang telah beriman. Ya Allah, sesungguhnya
Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Diantara Dua Pilar Hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah."
Do’a Ketika Mendekati Bukit Safa
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ
"Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
3. Do’a Sa’i perjalanan ke-3, dari bukit Safa ke
bukit Marwah, di baca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau.
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الحَمْدُ
رَبَّناَ أَتْمِمْ لَناَ نُوْرَناَ وَاغْفِرْ لَناَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ . أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الخَيْرَ كُلَّهُ عاَجِلَهُ وَأَجِلَهُ
وَأَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِى وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ .
Allahu
akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu Rabbana atmim lana
nurana waghfirlana innaka 'ala kulli syai in qadir. Allahumma inni as
alukal khaira kullahu ajilahu wa ajilahu wa astagfiruka lizanbi
waasaluka rahmataka ya arhamar rahimin
Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Hanya bagi Allah
semua pujian. Ya Allah sempurnakanlah cahaya terang bagi kami, ampunilah
kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa Atas segala sesuatu. Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon padaMu segala kebaikan yang cepat atau lambat
dan aku mohon ampunan padaMU akan dosaku serta aku mohon padaMu
rahmatMu wahai Tuhan yang Maha Pengasih dari segenap yang pengasih
Diantara Dua Pilar Hijau membaca do’a
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah."
Do’a Ketika mendekati bukit Marwah, membaca :
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَأئِرِ
اللهِ، فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَ جَنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ
بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
"Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
4. Do’a Sa’i perjalanan ke-4, dari bukit Marwah ke
bukit Safa, di baca mulai dari bukit Marwah sampai pilar hija
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الحَمْدُ
أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ ماَتَعْلَمُ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ ماَ تَعْلَمُ وأَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ماَ تَعْلَمُ إِنَّاكَ أَنْتَ
عَلاَّمُ الغُيُوْبِ , لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ ,
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صاَدِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ . أَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ كَماَ هَدَيْتَنِى لِلإِسْلاَمِ أَنْ لاَتَنْزِعَهُ مِنِّى حَتَّى
تَتَوَفَّنِى وَأَناَ مُسْلِمٌ , أَللّهُمَّ اجْعَلْ فىِ قَلْبِى نُوْراً وَفىِ
سَمْعِى نُوْراً وَفىِ بَشَرِى نُوْراً , أَللَّـهُمَّ اشْرَحْ لىِ صَدْرِى
وَيَسِّرْ لىِ أَمْرِى وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَساَوِسِ الصَّدْرِ وَشَتاَتِ
الأَمْرِ وَفِتْنَةِ القَبْرِ , أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ ماَ
يَلِجُ فىِ اللَّيْلِ وَشَرِّ ماَ يَلِجُ فىِ النَّهاَرِ وَمِنْ شَرِّ ماَ تَهُبُّ
بِهِ الرِّياَحُ ياَ أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ . سُبْحاَنَكَ ماَ عَبَدْناَكَ حَقَّ
عِباَدَتِكَ ياَ أَللهُ سُبْحاَنَكَ ماَذَكَرْناَكَ حَقَّ ذِكْرِكَ ياَ أَللهُ .
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu. Allahumma inni as aluka min khairi ma ta'lamu wa a'uzubika min syarri mata'lamu wa astagfiruka min kulli mata'lamu innaka anta 'allamul guyub. La ilaha illallahul malikul haqqul mubin. Muhammadur rasulullah sadiqul wa'dil amin. Allahumma inni as aluka kama haditani lil islami an la tanzi 'ahu minni hatta tatawaffani wa ana muslimun. Allahummaj'al fi qalbi nura. Allahummasyroh li sadri wayassirli amri wa a'uzubika min wasawisis sadri wasyatatil amri wafit natil qabri. Allahumma inni a'uzubika min syarri ma yaliju fillaili wa syarri ma yaliju finnahari wamin syarri matahubbu bihir riyahu ya arhamar rahimin. Subhanaka ma 'abadnaka haqqa ibadatika ya Allahu Subhanaka ma zakarnaka haqqa zikrika ya Allahu."
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji
bagi Allah. Ya Allah Tuhanku, aku mohon padaMu dari kebaikan yang Engkau
tahu dan berlindung padaMu dari kejahatan yang Engkau tahu, dan aku
mohon ampun padaMu dri segala kesalahan yang Engkau ketahui,
sesungguhnya Engkau Maha mengetahui yang gaib. Tidak ada Tuhan selain
Allah Maha Raja yang sebenar-benarnya. Muhammad utusan Allah yang
selalu menepati janji lagi terpercaya. Ya Allah sebagaimana Engkau
telah menunjuki aku memilih Islam, maka aku mohon kepadaMu untuk
tidak mencabutnya sehingga aku meninggal dalam keadaan Muslim. Ya
Allah berilah cahay terang dalam hati, telinga dan penglihatanku. Ya
Allah lapangkanlah dadaku dan mudahkan bagiku segala urusan. Dan aku
berlindung padaMu dari keraguan, simpang-siur urusan dan fitnah kubur.
Ya Allah aku berlindung padaMu dari kejahatan yang tersembunyi diwaktu
malam dan siang hari, serta kejahatn yang dibawa angin lalu, wahai
Tuhan Yang Maha Pengasih dari segenap yang pengasih. Ya Allah, Maha
Suci Engkau kami tidak menyembahMu dengan pengabdian yang semestinya
ya Allah.
Diantara Dua Pilar Hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah."
Do’a Ketika mendekati bukit Safa, membaca :
"Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
5. Do’a Sa’i perjalanan ke-5, dari bukit Safa ke
bukit Marwah, di baca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau :
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الحَمْدُ
سُبْحاَنَكَ ماَ أَعْلَى شَأْنَكَ ياَ أَللهُ , أَللَّـهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْناَ
الإِيْماَنَ وَزَيِّنْهُ فىِ قُلُوْبِناَ وَكَرِّهْ إِلَيْناَ الكُفْرَ
وَالفُسُوْقَ وَالعِصْياَنَ وَاجْعَلْناَ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Allahu
Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu. Subhanaka ma
syakarnaaka haqqa syukrika ya Allahu subhanaka ma a'la sya'naka ya
Allahu. Allahumma habbib ilainal imana wa zayyinhu fi qulubina
wakarrih ilainal kufra walfu suqa wal'isyana waj'alna minar rasyidin.
Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Hanya untuk
Allah segala puji. Maha Suci Engkau seperti kami bersyukur pada-Mu
sebenar-benar syukur wahai Allah. Maha Suci Engkau sepadan ketinggian-Mu
wahai Allah. Ya Allah cintakanlah kami kepada iman dan hiaskanlah di
hati kami, bencikanlah kami pada perbuatan kufur, fasiq dan durhaka.
Masukanlah kami kedalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Diantara dua pilar hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah.
Do’a Ketika mendekati bukit Marwah, membaca :
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
6. Do’a Sa’i perjalanan ke-6, dari bukit Marwah ke
bukit Safa, di baca mulai dari bukit Marwah sampai pilar hijau :
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الحَمْدُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ
الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِياَّهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ . أَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفاَفَ وَالغِنَى , أَللَّـهُمَّ لَكَ
الحَمْدُ كاَلَّذِىْ نَقُوْلُ وَخَيْراً مِمَّا نَقُوْلُ , أَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ رِضاَكَ وَالجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَماَ
يُقَرِّبنُِى إِلَيْهاَ مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ عَمَلٍ . أَللَّـهُمَّ
بِنُوْرِكَ اهْتَدَيْناَ وَبِفَضْلِكَ اسْتَغْنَيْناَ وَفىِ كَنَفِكَ
وَإِنْعاَمِكَ وَعَطاَئِكَ وَإِحْساَنِكَ أَصْبَحْناَ وَأَمْسَيْناَ أَنْتَ
الأَوَّلُ فَلاَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَالأَخِرُ فَلاَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَالظَّاهِرُ
فَلاَ شَيْءَ فَوْقَكَ وَالباَطِنُ فَلاَ شَيْءَ دُوْنَكَ نَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الفَلَسِ وَالكَسَلِ وَعَذاَبِ القَبْرِ وَفِتْنَةِ الغِنَى وَنَسْأَلُكَ الفَوْزَ
بِالجَنَّةِ
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu. La ilaha
illallahu wahdah, sadaqa wa'dah, wanasara 'abdah wahazamal ahzaba
wahdah. La ilaha illallahu wala na'budu illa iyyahu mukhlisina
lahuddina walau karihal kafirun. Allahumma inni 'as'alukal huda
wattuqa wal 'afafa walghina. Allahumma lakal hamdu kallazi naqulu
wakhairan mimma naqulu. Allahumma inni as'aluka ridaka waljannata wa
a'uzubika min sakhatika wannari wama yuqarribuni ilaiha min qaulin
aufi'lin au'a malin. Allahumma binurikah tadaina wabifadlika istagnaina
wa fi kanafika wa in amika wa'ata ika wa ihsanika asbahna wa amsaina
antal awwalu fala qablaka syai'un wal akhiru fala ba'daka syai'un
wazzahiru fala syai'a dunaka na'uzubika minal falasi wal kasali
wa'azabil qabri wafitnatil gina wa nas'alukal fauza biljannah.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Segala puji
hanya untuk Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, yang
menepati janjiNya, menolong hambaNya dan menghancurkan musuh dengan
ke-Esaan-Nya. Tiada Tuhan yang disembah selain Allah. Dan kami tidak
menyembah selain dari Dia dengan ikhlas tunduk dan patuh pada agama
sekalipun orang-orang kafir benci. Ya Allah aku mohon padaMu
petunjuk, pemeliharaan, penjagaan dan kekayaan. Ya Allah, padaMu lah
segala puji seperti yang kami ucapkan bahkan lebih baik dari yang
kami sendiri ucapkan. Ya Allah, kami mohon padaMu ridho dan surga dan
aku berlindung padaMu dari murkaMu dan neraka, dan apapun yang kekal
yang mendekatkan daku kepadanya, baik ucapan, perbuatan maupun
pekerjaan. Ya Allah, hanya dengan nur cahayaMu kami ini mendapat
petunjuk, dengan pemberianMu kami merasa cukup, dalam naunganMu,
nikmatMu, anugerahMu dan kebajikannMu jualah kami ini berada diwaktu
pagi dan petang. Engkaulah yang mula pertama, tidak ada suatupun yang
ada sebelumMu dan Engkau pulalah yang paling akhir dan tidak ada
sesuatupun yang ada sebelumMu dan Engkau pulalah yang paling akhir dan
tidak ada sesuatupun yang ada dibelakangMu. Engkaulah yang dzahir,
maka tidak ada sesuatupun yang mengatasi Engkau. Engkau pulalah yang
batin, maka tidak ada sesuatupun menghalangi Engkau. Kami berlindung
padaMu dari pailit, malas,siksa kubur dan fitnah kekayaan serta kami
mohon padaMu kemenangan memperoleh surga.
Diantara Dua Pilar Hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah."
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim
Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui
Do’a Sa’i perjalanan ke-6, dari bukit Marwah ke
bukit Safa, di baca mulai dari bukit Marwah sampai pilar hijau
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الحَمْدُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ
الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِياَّهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ . أَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفاَفَ وَالغِنَى , أَللَّـهُمَّ لَكَ
الحَمْدُ كاَلَّذِىْ نَقُوْلُ وَخَيْراً مِمَّا نَقُوْلُ , أَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ رِضاَكَ وَالجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَماَ
يُقَرِّبنُِى إِلَيْهاَ مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ عَمَلٍ . أَللَّـهُمَّ
بِنُوْرِكَ اهْتَدَيْناَ وَبِفَضْلِكَ اسْتَغْنَيْناَ وَفىِ كَنَفِكَ
وَإِنْعاَمِكَ وَعَطاَئِكَ وَإِحْساَنِكَ أَصْبَحْناَ وَأَمْسَيْناَ أَنْتَ
الأَوَّلُ فَلاَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَالأَخِرُ فَلاَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَالظَّاهِرُ
فَلاَ شَيْءَ فَوْقَكَ وَالباَطِنُ فَلاَ شَيْءَ دُوْنَكَ نَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الفَلَسِ وَالكَسَلِ وَعَذاَبِ القَبْرِ وَفِتْنَةِ الغِنَى وَنَسْأَلُكَ الفَوْزَ
بِالجَنَّةِ .
Dari
bukit Marwah ke bukit Safa, dari Marwah ke pilar hijau membaca do'a:
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu. La ilaha
illallahu wahdah, sadaqa wa'dah, wanasara 'abdah wahazamal ahzaba
wahdah. La ilaha illallahu wala na'budu illa iyyahu mukhlisina
lahuddina walau karihal kafirun. Allahumma inni 'as'alukal huda
wattuqa wal 'afafa walgina. Allahumma lakal hamdu kallazi naqulu
wakhairan mimma naqulu. Allahumma inni as'aluka ridaka waljannata wa
a'uzubika min sakhatika wannari wama yuqarribuni ilaiha min qaulin
aufi'lin au'a malin. Allahumma binurikah tadaina wabifadlika istagnaina
wa fi kanafika wa in amika wa'ata ika wa ihsanika asbahna wa amsaina
antal awwalu fala qablaka syai'un wal akhiru fala ba'daka syai'un
wazzahiru fala syai'a dunaka na'uzubika minal falasi wal kasali
wa'azabil qabri wafitnatil gina wa nas'alukal fauza biljannah.
Diantara Dua Pilar Hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah,
maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau
ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa
yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha
Tinggi dan Maha Pemurah."
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
Do’a Sa’i perjalanan ke-7, dari bukit Safa ke
bukit Marwah, dibaca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau :
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالحَمْدُ
ِللهِ كَثِيْراً , أَللَّـهُمَّ حَبِّبْ إِلَيَّ الإِيْماَنَ وَزَيِّنْهُ فىِ
قَلْبِى وَكَرِّهْ إِلَيَّ الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْياَنَ وَاجْعَلْنِى مِنَ
الرَّاشِدِيْنَ .
"Allahu Akbar Allahu
Akbar Allahu Akbar kabira walhamdu lillahi kasira. Allahumma habbib
ilayyal imana wazayyinhu fi qalbi wakarrih ilayyal kufra wal fusuqa
wal 'isyana waj'alni minar rasyidin".
Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Segala puji
kembali kepada Allah. Ya Allah cintakanlah aku kepada iman, hiaskanlah
ia dikalbuku. Bencikanlah padaku perbuatan kufur, fasiq dan durhaka.
Dan masukkanlah pula aku dalam golongan orang yang mendapat petunjuk.
Diantara dua pilar hijau membaca do’a :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ
إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
"Rabbigfir warham wa'fu watakarram watajawaz'amma ta'lam, innaka
ta'lamu mala na'lam. Innaka antallahul a'azzul akram."
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah,
maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau
ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa
yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha
Tinggi dan Maha Pemurah."
Do’a Ketika mendekati bukit Marwah, membaca :
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ
البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
Inna Safa walMarwata min
sya'airillah. Faman hajjal bita awi'tamara fala junaha 'alaihi
ayyatawwafa bihima. Waman tatawwa'a khairan fainnallaha syakirun
'alim."
"Sesungguhnya safa dan marwah
sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barang siapa
mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
D. Do’a Di Bukit Marwah Selesai Sa’i
أَللَّـهُمَّ رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا وَعاَفِناَ وَاعْفُ عَنَّا
وَعَلَى طاَعَتِكَ وَشُكْرِكَ أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لاَ تَكِلْناَ وَعَلَى
الإِيْماَنِ وَالإِسْلاَمِ الكاَمِلِ جَمِيْعاً تَوَفَّناَ وَأَنْتَ راَضٍ عَنَّا
أَللَّـهُمَّ ارْحَمْنِى بِتَرْكِ المَعاَصِى أَبَداً ماَ أَبْقَيْتَنِى
وَارْحَمْنِى أَنْ أَتَكَلَّفَ ماَ لاَ يَعْنِيْنِى وَارْزُقْنِى حُسْنَ النَّظَرِ
فِيْماَ يُرْضِيْكَ عَنِّى ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
Do'a
di Bukit Marwah selesai Sa'i: "Allahumma rabbana taqabbal minna
wa'afina wa,fu 'anna wa'ala tha atika wasyukrika a'inna wa'ala ghairika
latakilna wa alal imani wal islamil kamili jami'an, tawaffana wa anta
radin anna. Allahummar hamni bitarkil ma'asi abadan ma abqaitani
warhamni an atakalaffa ma la ya'nini warzugni husnan nazari fima
yurdika anni ya arhamar rahimin".
Ya Allah kami mohon diterima do'a kami, afiatkan dan ampunilah kami,
berilah pertolongan kepada kami untuk taat dan bersyukur kepadaMu.
Janganlah Engkau jadikan kami bergantung selain kepadaMu. Matikanlah
kami dalam Islam yang sempurna dalam keridhaanMu. Ya Allah rahmatilah
diri kami sehingga mampu meninggalkan segala kejahatan selama hidup
kami, dan rahmatilah diri kami sehingga tidak berbuat hal yang tidak
berguna. Karuniakanlah kepada kami keridhaanMu. Wahai Tuhan yang
bersifat Maha Pengasih lagi Penyayang.
Setelah do'a ini dapat
diteruskan dengan do'a menurut keinginan masing-masing, kemudian
menggunting rambut atau Tahallul
Selesai sudah amalan Sa'i
Cara Thawaf dan do'a Thawaf
Masuk
Masjidi Al-Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk
masjid:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik
(Ya
Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).
Lalu Menuju
ke Hajar Aswad, untuk memulahi Thawaf. Pada setiap awal putaran (pertama s/d ketujuh),
berdiri menghadap Hajar Aswad dengan seluruh badan atau miring (sebagian badan)
atau menghadap muka saja sambil mengangkat tangan dan membaca :
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ
Lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan
menciumnya. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan
mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak
memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya
dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat.
A. Do'a Masuk Putaran 1 s/d 7
Do’a putaran ke- 1,
di baca mulai dari Hajar Aswad sampai Rukun Yamai.
سُبْحَان
اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ
وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيـِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّا ئِمَةَ فىِ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا
وَاْلاَخِرَةِ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ
Subhanallahi
wal-hamdulillahi wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar, wa laa haula
wa laa quwwata illaa billahil-'aliyyil 'azhiim, wash-shalaatu
was-salaamu 'alaa rasuulillahi shalla-Llahu 'alaihi wa sallam. Allahumma
imaanan bika watashdiiqan bi kitaabika wat-tibaa'an lisunnati
nabiyyika Muhammadin shallahu 'alaihi wa sallam. Allhumma inni
as-alukal-'afwa wal-'aafiyata wal-mu'aafaatad-daaimata fid-diini
wad-dunyaa wal-aakhirah wal-fauza bil-jannati wan-najaata minan-naar.
"Maha
suci Allah, segala puji bagi Allah. Tiada daya (untuk memperoleh
manfa'at) dan tiada kemampuan (untuk menolak bahaya) kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Salawat dan salam
bagi Rasulullah SAW. Ya Allah, aku thawaf karena beriman kepada-Mu dan
membenarkan kitabMu dan memenuhi janjiMu dan mengikuti sunnah NabiMu
Muhammad SAW. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ampunan,
kesehatan dan perlindungan yang kekal dalam menjalankan agama, di dunia
dan akhirat, dan beruntung memperoleh surga dan terhindar dari siksa
neraka".
Pada setiap kali sampai di ruku Yamani mengusap
nya atau bila tidak mungkin maka mengangkat tangan tanpa di kecup sambil
mengucap:
بِسْمِ الله الله اَكْبَرْ
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan waqinaa 'adzaaban-naar,Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka".
"Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
Do’a putaran ke-2, di baca mulai dari Hajar Aswad
sampai Rukun Yamani
اَللّهُمَّ
إِنَّ هَذَا الْبَيْتَ بَيْتُكَ وَالْحَرَمَ حَرَمُكَ وَالاَمْنَ
أَمْـنُكَ وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَهَذَا
مَقَامُ العَائِذِبِكَ مِنَ النَّارِ فَحَرِّمْ لُحُوْمَنَا وَبَشَرَ
تَنَا عَلَى النَّارِ.
اللّهُمَّ
حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ
إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ
الرَّاشِدِيْنَ. اللّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ،
اللّهُمَّ ارْزُقْنِيَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Allahumma
inna haadzal-baita baituka wal-harama haramuka wal-amna amnuka
wal-'abda 'abduka wa anaa 'abduka wa-bnu 'abdika wa haadzaa
maqaamul-'aaidzi bika minan-nnaar, faharrim luhuumanaa wa basyaratanaa
'alan-naar. Allahumma habbib ilainal-iimaan wa zayyinhu fii quluubinaa,
wa karrih ilainal-kufra wal-fusuuqa wal-'ishyaan waj'alnaa
minar-raasyidiin. Allahumma qinii 'adzaabaka yauma tab'atsu 'ibaadaka,
Allahumma rzuqnil-jannata bighairi hisaab.
"Ya
Allah, sesungguhnya Bait ini adalah BaitMu, tanah mulia ini tanahMu,
negeri aman ini negeriMu, hamba ini hambaMu, anak dari hambaMu, dan
tempat ini adalah tempat orang berlindung kepadaMu dari siksa neraka,
maka haramkanlah daging dan kulit kami dari siksa neraka. Ya Allah,
cintakanlah kami pada iman dan biarkanlah ia menghiasi hati kami,
tanamkan kebencian pada diri kami pada perbuatan kufur, fasiq, maksiat
dan durhaka, serta masukkanlah kami kedalam golongan orang yang
mendapat petunjuk. Ya Allah, lindungilah aku dari 'azabMu di hari Engkau
kelak membangkitkan hamba-hambamu. Ya Allah, anugerah-kanlah surga
kepadaku tanpa hisab".
Diantara Rukun Yamani Dan Hajar Aswad, membaca :
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar.
Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka".
"Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
Do’a putaran ke-3, di baca mulai dari Hajar Aswad
sampai Rukun Yamani.
اللّهُمَّ
إِنِيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الشَّكِّ وَالشِّرْكِ وَالشِّقَاقِ
وَالنِّفَاقِ وَسُوْءِ اْلأَخْلاَقِ وَسُوْءِ الْمَنْظَرِ
وَالْمُنْقـَلَبِ فىِ الْمَالِ وَاْلأَهْلِ وَالْوَلَدِ. اللّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةُ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ سَخَطِكَ
وَالنَّارِ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ.
Allahumma
innii a'uudzu bika minasy-syakki wasy-syirki wasy-syiqaaqi wan-nifaaqi
wa suuil-akhlaaqi wa suuil-manzhari wal-munqolabi fil-maali wal-ahli
wal-waladi. Allahumma innii a'uudzu bika min fitnatil-qobri wa
a'uudzubika min fitnatil-mahyaa wal-mamaati.
"Ya
Allah, aku berlindung kepadaMu dari keraguan, syirk, pertengkaran,
kemunafikan, buruk budi pekerti dan penampilan serta efek yang buruk
dalam harta benda, keluarga dan keturunan. Ya Allah, sesungguhnya aku
mohon kepadaMu keridhoanMu dan surga. Dan aku berlindung daripada
murkaMu dan siksa neraka. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari fitnah
kubur, dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan derita
kematian".
Diantara Rukun Yamani Dan Hajar Aswad membaca:
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُيَا غَفَّارُيَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka". "Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
Do’a putaran ke 4, di baca mulai dari Hajar Aswad
sampai Rukun Yamani.
اللّهُمَّ
اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا
مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبـُولاً وتِحَارَةً لَنْ تَبُوْرَ.
يَاعَالِمَ مَافِى الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنِيْ يَا اللهُ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّوْرِ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ
وَعَزَائِمَ مَغْـِفرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ
وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ
مِنَ النَّارِ. ربِّ قَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَبَارِكْ لِيْ
فِيْمَا أَعْطَيْتَنِيْ وَاخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِيْ مِنْكَ
بِخَيْرٍ.
Allahumma
j'alhu hajjan mabruuran, wa sa'yan masykuuran, wa dzanban maghfuuran,
wa 'amalan shalihan maqbuulan, wa tijaaratan lan tabuura, yaa 'aalima
maa fish-shuduuri akhrijnii ya Allah mina zh-zhulumaati ila n-nuuri.
Allahumma innii as'aluka muujibaati rahmatika, wa 'azaaima
maghfiratika, was-salaamata min kulli itsmin, wal-ghaniimata min kulli
birrin, wal-fauza bil-jannati wan-najaati minan-naari. Rabbi qanni'nii
bimaa razaqtanii wa baarik lii fii maa a'thaitanii wa akhlif 'alaa
kulli ghaaibatin lii minka bikahirin.
„Ya
Allah, karuniakanlah haji yang mabrur, sa'i yang diterima, dosa yang
diampuni, amal saleh yang diterima dan usaha yang tidak akan mengalami
rugi. Wahai Tuhan Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terkandung dalam
hati sanubari, keluarkanlah aku dari kegelapan ke cahaya yang terang
benderang. Ya Allah aku mohon kepadaMu segala hal yang mendatangkan
rahmatMu dan keteguhan ampunanMu, selamat dari segala dosa dan
beruntung dengan mendapat berbagai kebaikan, beruntung memperoleh
surga, terhindar dari siksa neraka. Tuhanku, puaskanlah aku dengan
anugerah yang telah Engkau berikan, berkatilah untukku atas semua yang
Engkau anugerahkan kepadaku, dan gantilah apa-apa yang hilang dengan
kebajikan dariMu".
Diantara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca :
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُيَا غَفَّارُيَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar.
Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka".
"Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
Do’a putaran ke-5, di baca mulai dari Hajar Aswad
sampai Rukun Yamani.
اَللّهُمَّ
أَظِلَّنِيْ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّكَ
وَلَابَا قِيَ إِلَّا وَجْهُكَ وَاَسْقِنيْ مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شُرْبَةً هَنِيْئَةً
مَرِيْئَةً لَا أَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
مِنْ خَيْرِ مَاسَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ
نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ إِنِّيْ
أسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعِيْمَهَا وَمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْهَا مِنْ
قَوْلٍ أَوْفِعْلٍ أَوْعَمَلٍ وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّ
بُنِيْ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْفِعْلٍ أَوْعَمَلٍ
Allahumma
azhillanii tahta zhilli arsyika yauma laa zhilla illaa zhilluka, wa
laa baqiya illaa wajhuka, wa asqinii min haudhi nabiyyika Muhammadin
shallallahu 'alaihi wa sallama syurbatan haniiatan mariiatan laa azhmau
ba'dahaa abadan. Allahumma innii as'aluka min khairi maa sa'alaka minhu
nabiyyuka Muhammadun shallallahu 'alaihi wa sallama, wa a'uudzu bika
min syarri ma sta'aadzaka minhu nabiyyuka Muhammadun shallahu 'alaihi
wa sallama, Allahumma innii as'aluka l-jannata wa na'iimahaa wa maa
yuqorribunii ilaihaa min qaulin aw fi'lin aw 'amalin, wa a'uudzu bika
minan-naari wa maa yuqarribunii ilaihaa min qaulin au fi'lin au
'amalin.
"Ya
Allah, lindungilah aku dibawah naungan singgasanaMu pada hari yang
tidak ada naungan selain naunganMu, dan tidak ada yang kekal kecuali
ZatMu, dan berilah aku minuman dari telaga Nabi Muhammad SAW dengan
minuman yang lezat, segar dan nyaman, serta tidak akan merasa haus lagi
sesudah itu selamanya. Ya Allah, aku mohon padaMu kebaikan yang
dimohonkan oleh NabiMu Muhammad SAW, dan aku berlindung padaMu dari
kejahatan yang dimintakan perlindungan oleh NabiMu Muhammad SAW. Ya
Allah, aku mohon padaMu surga serta ni'matnya dan apapun yang dapat
mendekatkan aku kepadanya baik ucapan, perbuatan maupun pekerjaan, dan
aku berlindung padaMu dari neraka serta apapun yang mendekatkan aku
kepadanya baik ucapan, perbuatan atau pekerjaan".
Diantara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca :
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُيَا غَفَّارُيَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka". "Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
Do’a putaran ke-6, di baca mulai dari Hajar Aswad
sampai Rukun Yamani.
اللّهُمَّ
إِنَّ لَكَ عَلَيَّ حُقُوْقًا كَثِيْرَةً فِيْمَا بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ
وَحُقُوْقًا كَثِيْرَةً فِيْمَا بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَلْـقِكَ. اللّهُمَّ
مَاكَانَ لَكَ مِنْهَا فَاغْفِرْهُ لِيْ وَمَاكَانَ لِخَلْقِكَ
فَتَحَمَّلْهُ عَنِّيْ وَأَغْنِنِى بِحَلاَ لِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَا
عَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَاوَاسِعَ
الْمَغْفِرَةِ. اَللّهُمَّ إِنَّ بَيْتَكَ عَظِيْمٌ وَوَجْهَكَ كِرَيْمٌ
اَنْتَ يَااللهُ حَلِيْمٌ كَرِيْمٌ عَظِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّيْ.
Allahumma
inna laka 'alayya huquuqan katsiiratan fii maa bainii wa bainaka, wa
huquuqan katsiiratan fii maa bainii wa baina khalqika. Allahumma maa
kaana laka minhaa faghfirhu lii, wa maa kaana likhalqika fatahammalhu
'annii, wa aghninii bihalaalika 'an haraamika, wa bi thaa'atika 'an
ma'shiyatika, wa bi fadhlika 'amman siwaaka, yaa waasi'a l-maghfirah.
Allahumma inna baitaka azhiimun, wa wajhaka kariimun, wa anta ya Allahu
kariimun, 'azhiimun, tuhibbu l'afwa fa'fu 'annii.
"Ya
Allah, sesungguhnya Engkau mempunya hak yang banyak sekali atas diriku
dalam hubungan antara aku dengan Mu. Dan Engkau juga mempunya hak yang
banyak sekali dalam hubungan antara aku dengan makhlukMu. Ya Allah,
apa yang menjadi hakMu atas diriku, maka ampunilah aku. Dan apa saja
yang menjadi hak makhlukMu atas diriku, maka tanggungkanlah dariku.
Cukupkanlah diriku dengan rizkiMu yang halal, terhindar dari yang
haram. Dan dengan ta'at kepadaMu, terhindar dari kemaksiatan. Dan
dengan anugerahMu terhindar daripada mengharap dari selain daripadaMu,
wahai Tuhan Yang Maha Luas pengampunanNya. Ya Allah, sesungguhnya
rumahMu ini agung, ZatMu pun sungguh mulia, dan Engkau ya Allah, Maha
Penyabar, Maha Pemurah dan Maha Agung, Engkau suka memberi ampun, maka
ampunilah aku..".
Diantara
Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُيَا غَفَّارُيَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka".
"Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
Do’a putaran ke-7, di baca mulai dari Hajar Aswad sampai Rukun Yamani.
اللّهُمَّ
إِنِّيْ أسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَا مِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا
وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلَالًا طَيِّبًا
وَتَوْبَةً نَصُوْحًا وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَاحَةً عِنْدَ
الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ
الْحِسَابِ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ بِرَ
حْمَتِكَ يَاعَزِيْزُ تَاغَفَّارُ. رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا وَاَلْحِقْنِي
بِالصَّالِحِيْنَ.
Allahumma
inni as'aluka iimaanan kaamilan wa yaqiinan shodiqon wa rizqon
waasi'an wa qolban khaasyi'an wa lisaanan dzaakiran wa halaalan
thayyiban wa taubatan nashuuhan, wa taubatan qobla l-mauti wa raahatan
'inda l-mauti wa maghfiratan wa rahmatan ba'da l-mauti wal 'afwa 'inda
l-hisaabi wal fauza bi l-jannati wan najaati minan-naari bi rahmatika
yaa 'aziizu yaa ghoffaaru. Raabi zidnii 'ilman wa alhiqnii
bish-shaalihiin.
"Ya Allah, aku mohon kepadaMu iman yang sempurna, keyakinan yang benar, rizki yang luas, hati yang khusyu', lidah yang selalu berdzikir, rizki yang halal dan baik, taubat yang diterima, taubat sebelum mati, ampunan dan rahmat sesudah mati, ampunan ketika dihisab, keberuntungan memperoleh surga dan selamat dari neraka, dengan kasih sayangMu, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Yang Maha Pengampun. Tuhanku, berilah aku tambahan ilmu pengetahuan dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh"..
Diantara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca :
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَدْ خِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ. يَاعَزِيْزُيَا غَفَّارُيَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar.
Wa adkhilnal-jannata ma'al-abraar, yaa 'aziiz yaa ghoffaar yaa robbal-'aalamiin.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka".
"Dan
masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik,
wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai
seluruh alam".
B. Do'a Sesudah Thawaf (di Multazam)
Setelah selesai 7 kali putaran Tawaf, bergeserlah sedikit ke kanan dari arah sudut Hajar Aswad menghadap bagian dinding Ka’bah yang di sebut Multazam, dan berdo’a sesuai harapan/keinginannya dengan bahasa apapun.
Setelah selesai 7 kali putaran Tawaf, bergeserlah sedikit ke kanan dari arah sudut Hajar Aswad menghadap bagian dinding Ka’bah yang di sebut Multazam, dan berdo’a sesuai harapan/keinginannya dengan bahasa apapun.
Salah
satu do’a di Multazam yang dianjurkan adalah sbb
اللّهُمَّ
يَارَبَّ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ اَعْتِقِ رِقَابَنَا وَرِقَابَ ابَائِنَا
وَأُمَّهَاتِنَا وَإِخْوَانِنَا وَأَوْلاَدِنَا مِنَ النَّارِ يَاذَا
الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ وَالْفَضْلِ وَالْمَنِّ وَالْعَطَاءِ
وَالْاِحْسَانِ. اَللَّهُمَّ اَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الْأُمُوْرِ
كُلِّهَا وَاَجِرْنَامِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الاَْخِرَةِ.
اَللَّهُمَّ اِنِّيْ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَاقِفٌ تَحْتَ بَابِكَ
مُلْتَزِمٌ بِأَعْتَابِكَ مُتَذَلِّلُ بَيْنَ يَدَيْكَ أَرْجُوْ
رَحْمَتَكَ وَاَخْشَى عَدَابَكَ ياَقَدِيْمَ اْلِإحْسَانِ. اَللَّهُمَّ
اِنِّيْ أَسْأَلُكَ اَنْ تَرْفَعَ ذِكْرِيْ وَتَضَعَ وِزْرِيْ. وَتُصْلِحَ
اَمْرِيْ وَتُطَهِّرُ قَلْبِيْ وَتُنَوِّرَ لِيْ فِيْ قَبْرِيْ
وَتَغْفِرَلِيْ ذَنْبِيْ وَأَسْأَلُكَ الدَّرَجَاتِ اْلعُلىَ مِنَ
اْلجَنَّةِ.
Allahumma yaa robbal-baitil-'atiiq, a'tiq riqaabanaa wa riqaaba aabaainaa wa ummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa-aulaadinaa minan-naar, yaa dzal-juudi wal-karami wal-fadhli wal-manni wal-'athaai wal-ihsaani. Allahumma ahsin 'aaqibatanaa fil-umuuri kullihaa, wa ajirnaa min khizyi d-dunyaa wa adzaabi l-aakhirati. Allahumma inni 'abduka wa bnu 'abdika, waaqifun tahta baabika, multazimun bi a'taabika, mutadzallilun baina yadaika arjuu rahmataka wa akhsyaa adzabaka, yaa qadiimal-ihsaan. Allahumma innii as'aluka an tarfa'a dzikrii wa tadha'a wizrii wa tushliha amrii wa tuthahhira qalbii wa tunawwira lii fii qabrii wa taghfira lii dzanbii wa as'alukad-darajaatil-'ulaa minal-jannah.
"Ya Allah, yang memelihara Ka'bah ini, bebaskan diri kami, bapak-bapak dan ibu-ibu kami, saudara-saudara dan anak-anak kami dari siksa neraka, wahai Tuhan yang maha Pemurah, Dermawan, dan yang mempunyai keutamaan, kemuliaan, kelebihan, anugerah, pemberian dan kebaikan. Ya Allah, perbaikilah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah dari kehinaan dunia dan siksa akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu, berdiri dibawah pintuMu, menundukkan diri di hadapanMu sambil mengharapkan rahmatMu, kasih-sayangMu, dan takut akan siksaMu. Wahai Tuhan pemilik kebaikan abadi, aku mohon kepadaMu agar Engkau tinggikan namaku, hapuskan dosaku, perbaiki segala urusanku, bersihkan hatiku, berilah cahaya didalam kuburku. Ampunilah dosaku dan aku mohon padaMu martabat yang tinggi didalam surga".
C. Do’a sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim.
Shalat sunat Tawaf di lakukan di belakang Maqam
Ibrahim. Bila tidak memunglinkan, maka di lakukan di mana saja asal di dalam
Masjidil Haram.
Pada shalat sunat tersebut setelah membaca Fatihah
raka’at pertama sebaiknya membaca surat Al-Kafirun dan raka’at kedua setelah
Fatihah sebaiknya membaca surat Al-Ikhlas. Sesudah shalat di anjurkan membaca do’a
Do’a di belakang Maqam
Ibrahim:
اللّهُمَّ
إِنَكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَا نِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ
وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَاعْطِنِيْ سُؤْلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ
فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ اِيْمَانًا
دَائِمًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ إِلَّامَا كَتَبْتَ لِيْ وَرَضِّنِيْ بِمَا
قَسَمْتَهُ لِيْ يَاأَرْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ. اَنْتَ وَلِيِّيْ فِى
الدُّيْيَا وَالْاَخِرَةِ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِيْ بِالصَّا
لِحِيْنَ اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا فِيْ مَقَامِنَا هَذَا ذَنْبًا اِلَّا
غَفَرْتَهُ وَلَاهَمًّا اِلَّا فَرّّجْتَهُ وَلَا حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا
فَيَسِّرْ أُمُوْرَنَا وَاشْرَحْ صُدُوْرَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا
وَاخْتِمْ بِالصَّا لِحَاتِ أَعْمَالَنَا. اللَّهُمَّ تَوُفَّنَا
مُسْلِمِيْنَ وَاَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْنَا بِالصَّا لِحِيْنَ
غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ مَفْتُوْنِيْنَ.
Allahumma
innaka ta'lamu sirri wa 'alaaniyatii faqbal ma'dziratii wa ta'lamu
haajatii fa'thinii su'lii wa ta'lamu maa fii nafsii faghfir lii
dzunuubii. Allahumma inii as'aluka iimaanan daa'iman yubasyiru qalbii, wa
yaqiinan shaadiqan hattaa a'lamu annahuu laa yushiibunii illaa maa
katabta lii waraddlinii bimaa qosamtahulii yaa-arhamarrohimin, Anta waliyyii fid-dunyaa
wal-aakhirah, tawaffanii musliman wa alhiqnii bish-sholihiin. Allahumma
laa tada' lanaa fii maqaaminaa haadzaa dzanban illaa ghafartahu wa laa
hamman illaa farrajtahu, wa laa haajatan illaa
qadhaitahaa wa yassartahaa, fa yassir umuuranaa, wasyrah shuduuranaa,
wa nawwir quluubana, wakhtim bish-shoolihaati a'maalanaa. Allahumma
tawaffanaa muslimiina wa-ahyinaa muslimiinaa wa alhiqnaa bish-shoolihiina ghaira khazaayaa wa
laa maftuuniin".
"Ya
Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui rahasiaku yang tersebunyi
dan amal perbuatanku yang nyata, maka terimalah ratapanku. Engkau Maha
Mengetahui keperluanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau Maha
Mengetahui apapun yang terkandung dalam hatiku, maka ampunilah dosaku.
Ya Allah, aku mohon padaMu iman yang tetap melekat terus di hati,
keyakinan yang sungguh-sungguh sehingga aku mengetahui bahwa tiada
suatu yang menimpaku kecuali yang telah Engkau tetapkan bagiku, rela
menerima apa yang telah Engkau bagikan kepadaku. Engkaulah Pelindungku
di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan
masukkanlah kedalam orang-orang yang saleh. Ya Allah, janganlah Engkau
biarkan di tempat kami ini suatu dosa kecuali Engkau ampuni, tiada
kesusahan hati kecuali Engkau lapangkan, tiada suatu hajat kecuali
Engkau penuhi dan mudahkan, maka mudahkanlah segenap urusan kami dan
lapangkanlah dada kami, terangilah hati kami dan sudahilah semua amal
kami dengan amal yang saleh. Ya Allah, matikan kami dalam keadaan
muslim, hidupkanlah kami dalam keadaan muslim dan masukkanlah kami
kedalam golongan orang-orang yang saleh, tanpa kenistaan dan fitnah".
Lalu disunnahkan minum air Zam Zam.
D. Do'a Waktu Minum Air Zam-Zam
اَللَّهُمَّ
إِنِيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ
كُلِّ دَاءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allahumma
inni as-aluka 'ilman naafi'an wa rizqon waasi'an wa syifaa-an min
kulli daa-in wa saqamin birohmatika yaa arhamar-roohimiin.
"Ya
Allah, aku mohon padaMu ilmu pengetahun yang bermanfaat, rizqi yang
luas dan kesembuhan dari segala penyakit dan kepedihan dengan rahmatMu
wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segenap pengasih".
E. Do'a Sesudah Salat Sunat Mutlak Di Hijir Ismail
اَللَّهُمَّ
اَنْتَ رَبِّي لاَإِلَهَ اِلاَّاَنْتَ خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ
وَأَنَاعَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ. أَعُوْدُبِكَ مِنْ
شَرِّمَا صَنَعْتُ اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوْءُ
بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرَ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ بِهِ عِبَادُكَ
الصَّالِحُوْنَ وَأَعُوْذُوبِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ
عِبَادُكَ الصَالِحُوْنَ
Allahumma
anta rabbi laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anaa 'abduka wa anaa
'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu, a'uudzu bika min syarri maa
shana'tu abuu-u laka bini'matika 'alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir
lii fa innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta. Allahumma inni
as-aluka min khairi maa sa-alaka bihi 'ibaaduka sh-sholihuun, wa
a'uudzu bika min syarri masta'aadzaka minhu 'ibaadukash-sholihuun.
"Ya
Allah, Engkaulah Pemeliharaku, tiada tuhan selain Engkau yang telah
menciptakan aku, aku ini hambaMu dan aku terikat pada janji dan ikatan
padaMu sejauh kemampuanku. Aku berlindung padaMu dari kejahatan yang
telah kuperbuat, aku akui segala nikmat dariMu kepadaku, dan aku akui
dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat
mengampuni dosa selain Engkau sendiri. Ya Allah, aku mohon padaMu
kebaikan yang diminta oleh hamba-hambaMu yang saleh, dan aku berlindung
padaMu dari kejahatan yang telah dimintakan perlindungan oleh
hamba-hambaMu yang saleh".
Se lesailah sudah rangkaian thawaf .
Kemudian lakukan Sa'i
Se lesailah sudah rangkaian thawaf .
Kemudian lakukan Sa'i
Macam macam Thawaf Ada 4
Tawaf ada 4 macam, yaitu :
1.
Thawaf
Qudum,
2. Thawaf Ifadhah
3. Thawaf Sunnah
2. Thawaf Ifadhah
3. Thawaf Sunnah
4. Thawaf Nadzar
5. Thawaf Wada'
Thawaf artinya:
Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di mana posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jama’ah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Karena posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jama’ah, berarti orang yang thawaf berputar (mengelilingi) Ka’bah pada posisi berlawanan arah jarum jam.
1. Thawaf Qudum ialah: thawaf selamat datang, yang dikerjakan ketika baru datang di kota Mekah bilamana tidak dikerjakan hajinya tetap sah, karana hukumnya sunnah.
5. Thawaf Wada'
Thawaf artinya:
Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di mana posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jama’ah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Karena posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jama’ah, berarti orang yang thawaf berputar (mengelilingi) Ka’bah pada posisi berlawanan arah jarum jam.
1. Thawaf Qudum ialah: thawaf selamat datang, yang dikerjakan ketika baru datang di kota Mekah bilamana tidak dikerjakan hajinya tetap sah, karana hukumnya sunnah.
2. Tawaf Ifadhah ialah: tawaf yang termasuk rukun haji, bilamana tidak dikerjakan maka hajinya tidak sah karana hukumnya wajib.
3. Tawaf sunah ialah, tawaf yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila tidak dikerjakan tidak berdosa.
4. Thawaf Nadzar ialah, Thawaf yang dilakukan karena punya nadzar
4. Thawaf Nadzar ialah, Thawaf yang dilakukan karena punya nadzar
5. Tawaf wada' ialah: sebagai tawaf pamitan, (tawaf selamat tinggal ) tawaf yang dikerjakan ketika akan meninggalkan kota Mekah, sedangkan hukumnya wajib, jika tidak mengerjakan maka harus membayar Dam.
Bagi jama’ah yang belum melakukannya, belum boleh meninggalkan Mekah,
Bila yang sudah mengerjakan maka tidak dibenarkan lagi tinggal di Masjidil Haram.
Adapun tata cara Thawaf Wada' sbb:
Ringkasan 3 Cara Pelaksaan Haji
3. Cara pelaksaan Haji yaitu:
1. Haji Ifrad.
a.Ihram dari miqat untuk Haji
b.Ihram lagi dari miqat untuk Umroh
c.Tidak membayar Dam
2. Haji Qiran
1. Haji Ifrad.
2. Haji Qiran.
3. Haji Tamattuk1. Haji Ifrad.
Yaitu
melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah, dimana
masing masing dikerjakan tersendiri, dalam waktu berbeda tetapi tetap
dilakukan dalam satu musim haji.
Pelaksanaan ibadah Haji dilakukan
terlebih dahulu baru kemudian selanjutnya melakukan Umrah.
Pelaksanaan:
Pelaksanaan:
a.Ihram dari miqat untuk Haji
b.Ihram lagi dari miqat untuk Umroh
c.Tidak membayar Dam
2. Haji Qiran
Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh pada waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
Pelaksanaan
a.Ihram dari miqat untuk Haji dan Umroh
b.Melakukan semua pekerjaan haji
c.Membayar Dam
3. Haji Tamattu'
Haji Tamattu'ialah: Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Umroh dahulu lalu Tahallul, kemudian melaksanakan Ibadah Haji.
Pelaksanaan
a.Ihram dari miqat untuk Umroh dan Tahallul
b.Ihram lagi dari miqat untuk Haji
c.Membayar Dam
d.Disunatkan Tawaf Qudum
Macam-Macam Haji dan Pelaksanaan Haji Ifrad
1. Haji Ifrad
2. Haji Qiran
3. Haji Tamattu
Haji Ifrad
Pelaksanaan:
a. Ihram dari miqat untuk Haji
b. Ihram lagi dari miqat untuk Umroh
c. Tidak membayar Dam
Yaitu Melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah, dimana masing-masing dikerjakan tersendiri, dalam waktu berbeda tetapi tetap dilakukan dalam satu musim haji.
Pelaksanaan ibadah Haji dilakukan terlebih dahulu selanjutnya melakukan Umrah dalam satu musim haji atau waktu haji.
Dibatas miqat sebelum memasuki Mekah jemaah haji harus sudah memakai pakaian ihram serta niat untuk melaksanakan "Ibadah Haji" sekaligus "Ibadah Umrah".
Jama'ah harus tetap berpakaian ihram sampai selesai melaksanakan kedua ibadah tersebut yaitu sejak tiba di Mekah sampai lepas hari Arafah 9 Zulhijah.
Selama memakai pakaian ihram segala larangan harus ditaati dan jema'ah yang memilih haji ifrad disunatkan melakukan Tawaf Qudum, yaitu tawaf sunat saat baru tiba di Mekah.
Haji Ifrad memang paling berat tetapi juga paling tinggi kualitasnya karena itu yang melaksanakan Haji Ifrad tidak dikenakan Dam atau denda
Miqat Ditanah
Air.
Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
a. | Memotong Kuku. |
b. | Memotong rambut secukupnya. |
c. | Mandi sunnat ihram. |
d. | Memakai wangi-wangian. |
c. | Memakai pakaian ihram. |
Miqat Di Saudi
Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah.
Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah.
Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a Shalat sunnah ihram 2 rakaat, jika mungkin. |
b Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan. |
c Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca: |
"Talbiah":
لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ لَبَّيْكَ,
لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ
وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَك
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, ni’mat dan segenap kekuasaan adalah milikmu, tidak ada sekutu bagi-Mu."
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di
Mekah).
b. Setelah Tawaf boleh langsung Sa'i tetapi tidak
boleh tahallul karena Jema'ah haji ifrad boleh tahallul nanti setelah Tawaf dan
Sa'i haji dilaksanakan.
Pelaksanaan Umrah Ifrad
Pelaksanaan Umrah Ifrad
Setelah melaksanakan "Ibadah Haji" jema'ah harus bersiap lagi
untuk melaksanakan "Ibadah Umrah". Persiapan ihram
dilakukan dipenginapan di Mekah, dan Miqatnya di Tan'im atau Ji'ranah.
Rincian Ibadah Umrah
untuk Haji Ifrad adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan persiapan
ihram.
a.
Mandi sunnat ihram. b. Memotong Kuku.
c. Memotong rambut secukupnya.
d. Memakai wangi-wangian.
2. Memakai pakaian ihram,
Berangkat ke batas Miqat di Tan'im atau Ji'ranah. |
Disini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut: |
a. Shalat sunat ihram 2 rakaat |
b. Melafazkan niat umrah : |
لَبَّيْكَ
اللَّـهُمَّ عُمْرَةً
Labbaika Allahumma 'UmratanAku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk ber-umrah / Atau
نَوَيْتُ
العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ ِللهِ تَعاَلىَ
Nawaitul-'Umrota wa-ahromtu biha Lillahi Ta'ala
Aku niat Umroh dengan ber-Ihram karena Alloh
c. Berangkat ke Mekah dan dalam
perjalanan membaca
Talbiyah sebanyak-banyaknya.
3. Di Mekah jama'ah melakukan
hal-hal sebagai berikut:
- Tawaf Umrah
- Melaksanakan Sa'i
- Tahallul
Pelaksanaan Haji Ifrad
3.Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
4.Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
a.Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
b.Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhu
c.Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib
1.Tanggal 8 Dzulhijah
(pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
2.Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina
sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
3.Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
4.Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
a.Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
b.Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhu
c.Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib
5.Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera
berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak
dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
6.Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
a.Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
b.Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
c.Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar Jumrah Aqabah" besok pagi.
d.Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
a.Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
b.Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
c.Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar Jumrah Aqabah" besok pagi.
d.Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
7.Tanggal 10 Dzulhijah,
a.Melontar
Jumrah Aqabah 7 kali.
b.Tahallul
awal.
c.Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan
disunatkan tahallul Qubra.
disunatkan tahallul Qubra.
d.Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib
e.Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
e.Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
8.Tanggal 11 Dzulhijah,
a.Melontar Jumrah Ula Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali.
b.Mabit di Mina, paling tidak sejak
sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
9.Tanggal 12 Dzulhijah,
a.Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing-masing 7 kali.
b.Bagi yang Nafar awal, kembali Mekah sebelum maqrib, lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i
serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
c.Bagi yang Nafar Tsani, mabit di
Mina.
Mina.
10.Tanggal 13 Dzulhijah pagi, Bagi yang Nafar Tsani
a.Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
11.Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
a.Tawaf
ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah
melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tibadi Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
b.Ibadah Haji selesai.
Macam-Macam Haji dan Pelaksanaan Haji Ifrad
1. Haji Ifrad
2. Haji Qiran
3. Haji Tamattu
Haji Ifrad
Pelaksanaan:
a. Ihram dari miqat untuk Haji
b. Ihram lagi dari miqat untuk Umroh
c. Tidak membayar Dam
Yaitu Melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah, dimana masing-masing dikerjakan tersendiri, dalam waktu berbeda tetapi tetap dilakukan dalam satu musim haji.
Pelaksanaan ibadah Haji dilakukan terlebih dahulu selanjutnya melakukan Umrah dalam satu musim haji atau waktu haji.
Dibatas miqat sebelum memasuki Mekah jemaah haji harus sudah memakai pakaian ihram serta niat untuk melaksanakan "Ibadah Haji" sekaligus "Ibadah Umrah".
Jama'ah harus tetap berpakaian ihram sampai selesai melaksanakan kedua ibadah tersebut yaitu sejak tiba di Mekah sampai lepas hari Arafah 9 Zulhijah.
Selama memakai pakaian ihram segala larangan harus ditaati dan jema'ah yang memilih haji ifrad disunatkan melakukan Tawaf Qudum, yaitu tawaf sunat saat baru tiba di Mekah.
Haji Ifrad memang paling berat tetapi juga paling tinggi kualitasnya karena itu yang melaksanakan Haji Ifrad tidak dikenakan Dam atau denda
Miqat Ditanah
Air.
Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
a. | Memotong Kuku. |
b. | Memotong rambut secukupnya. |
c. | Mandi sunnat ihram. |
d. | Memakai wangi-wangian. |
c. | Memakai pakaian ihram. |
Miqat Di Saudi
Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah.
Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah.
Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a Shalat sunnah ihram 2 rakaat, jika mungkin. |
b Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan. |
c Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca: |
"Talbiah":
لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ لَبَّيْكَ,
لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ
وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَك
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, ni’mat dan segenap kekuasaan adalah milikmu, tidak ada sekutu bagi-Mu."
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di
Mekah).
b. Setelah Tawaf boleh langsung Sa'i tetapi tidak
boleh tahallul karena Jema'ah haji ifrad boleh tahallul nanti setelah Tawaf dan
Sa'i haji dilaksanakan.
Pelaksanaan Umrah Ifrad
Pelaksanaan Umrah Ifrad
Setelah melaksanakan "Ibadah Haji" jema'ah harus bersiap lagi
untuk melaksanakan "Ibadah Umrah". Persiapan ihram
dilakukan dipenginapan di Mekah, dan Miqatnya di Tan'im atau Ji'ranah.
Rincian Ibadah Umrah
untuk Haji Ifrad adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan persiapan
ihram.
a.
Mandi sunnat ihram. b. Memotong Kuku.
c. Memotong rambut secukupnya.
d. Memakai wangi-wangian.
2. Memakai pakaian ihram,
Berangkat ke batas Miqat di Tan'im atau Ji'ranah. |
Disini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut: |
a. Shalat sunat ihram 2 rakaat |
b. Melafazkan niat umrah : |
لَبَّيْكَ
اللَّـهُمَّ عُمْرَةً
Labbaika Allahumma 'UmratanAku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk ber-umrah / Atau
نَوَيْتُ
العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ ِللهِ تَعاَلىَ
Nawaitul-'Umrota wa-ahromtu biha Lillahi Ta'ala
Aku niat Umroh dengan ber-Ihram karena Alloh
c. Berangkat ke Mekah dan dalam
perjalanan membaca
Talbiyah sebanyak-banyaknya.
3. Di Mekah jama'ah melakukan
hal-hal sebagai berikut:
- Tawaf Umrah
- Melaksanakan Sa'i
- Tahallul
Pelaksanaan Haji Ifrad
3.Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
4.Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
a.Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
b.Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhu
c.Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib
1.Tanggal 8 Dzulhijah
(pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
2.Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina
sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
3.Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
4.Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
a.Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
b.Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhu
c.Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib
5.Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera
berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak
dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
6.Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
a.Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
b.Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
c.Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar Jumrah Aqabah" besok pagi.
d.Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
a.Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
b.Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
c.Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar Jumrah Aqabah" besok pagi.
d.Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
7.Tanggal 10 Dzulhijah,
a.Melontar
Jumrah Aqabah 7 kali.
b.Tahallul
awal.
c.Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan
disunatkan tahallul Qubra.
disunatkan tahallul Qubra.
d.Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib
e.Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
e.Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
8.Tanggal 11 Dzulhijah,
a.Melontar Jumrah Ula Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali.
b.Mabit di Mina, paling tidak sejak
sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
9.Tanggal 12 Dzulhijah,
a.Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing-masing 7 kali.
b.Bagi yang Nafar awal, kembali Mekah sebelum maqrib, lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i
serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
c.Bagi yang Nafar Tsani, mabit di
Mina.
Mina.
10.Tanggal 13 Dzulhijah pagi, Bagi yang Nafar Tsani
a.Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
11.Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
a.Tawaf
ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah
melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tibadi Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
b.Ibadah Haji selesai.
Rukun Haji dan Wajib Haji
Yang dimaksud rukun haji ialah:
Sesuatu yang harus dikerjakan didalam menunaikan ibadah haji, jika tidak dikerjakan, maka hajinya tidak sah.
Adapun rukun haji adalah sebagai berikut:
- Ihram, Yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk haji atau umrah di Miqat Makani.
- Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, zikir dan berdo'a di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.
- Tawaf Ifadah, Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah.
- Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah.
- Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut sesudah selesai melaksanakan Sa'i.
- Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.
Wajib Haji adalah:
- Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram
- Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina)
- Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah
- Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
al-Hal Yang Mewajibkan Menunaikan Haji
Allah SWT telah mewajibkan kepada ummat muslim untuk menunaikan ibadah haji, yakni (bagi) orang yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah, tentu saja mampu biayanya, waktu dan kesehatannya.
Ibadah haji merupakan rukun islam yang ke 5.
Ibadah haji wajib diniatkan secara ikhlas, dilaksanakan secara benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Niat yang salah hanya akan merusak nilai suci dari ibadah itu sendiri.
Setiap calon haji mendambakan menjadi haji mabrur, makadari itu disarankan bagi setiyap calon haji untuk menata niatnya, mengikuti manasik hajinya, mambayar ONH dengan uang yang halal, taklupa berdo'a kepada Alloh agar dikaruniai haji yang mabrur nantinya.
Amin Yarobbal 'alamin.
Hal-Hal Yang Mewajibkan Seseorang Untuk Menunaikan Ibadah Haji.
1. Islam2. Berakal3. Baligh4. Merdeka5. Mampu
Mampu disini mencakup banyak hal, ya mampu keuangannya, kesehatannya dan keamanan. Adapun orang yang mampu secara materil, tetapi tidak mampu secara fisik dan jauh harapan sembuhnya, seperti orang yang sakit menahun, orang yang cacat atau tua renta maka ia harus mewakilkan hajinya kepada orang lain. Dan disyaratkan orang yang mewakilinya sudah haji untuk dirinya sendiri.
6. Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu adanya mahram yang pergi bersamanya. Sebab haram hukumnya jika ia pergi haji atau safar (bepergian) lainnya tanpa mahram, berdasarkan sabda Nabi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
al-Hal Yang Mewajibkan Menunaikan Haji
Allah SWT telah mewajibkan kepada ummat muslim untuk menunaikan ibadah haji, yakni (bagi) orang yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah, tentu saja mampu biayanya, waktu dan kesehatannya.
Ibadah haji merupakan rukun islam yang ke 5.
Ibadah haji wajib diniatkan secara ikhlas, dilaksanakan secara benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Niat yang salah hanya akan merusak nilai suci dari ibadah itu sendiri.
Setiap calon haji mendambakan menjadi haji mabrur, makadari itu disarankan bagi setiyap calon haji untuk menata niatnya, mengikuti manasik hajinya, mambayar ONH dengan uang yang halal, taklupa berdo'a kepada Alloh agar dikaruniai haji yang mabrur nantinya.
Amin Yarobbal 'alamin.
Hal-Hal Yang Mewajibkan Seseorang Untuk Menunaikan Ibadah Haji.
1. Islam2. Berakal3. Baligh4. Merdeka5. Mampu
Mampu disini mencakup banyak hal, ya mampu keuangannya, kesehatannya dan keamanan. Adapun orang yang mampu secara materil, tetapi tidak mampu secara fisik dan jauh harapan sembuhnya, seperti orang yang sakit menahun, orang yang cacat atau tua renta maka ia harus mewakilkan hajinya kepada orang lain. Dan disyaratkan orang yang mewakilinya sudah haji untuk dirinya sendiri.
6. Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu adanya mahram yang pergi bersamanya. Sebab haram hukumnya jika ia pergi haji atau safar (bepergian) lainnya tanpa mahram, berdasarkan sabda Nabi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
- Tawaf Wada', Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.
- Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar