Sabtu, 15 September 2012

Mengatur Living Cost di Tanah Suci


Bismillahirrohmanirrohiim.
Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarrokatuh sodaraku semua,
Sebelumnya saya menyampaikan belasungkawa setulus-tulusnya atas korban bencana tanah air, Tabrakan Kereta Api, berbagai kerusuhan, Banjir Wasior, Tsunami Mentawai, dan terakhir meletusnya Gunung Merapi. Semoga semua korban mendapatkan kemudahan di kehidupan berikutnya.
***
Melanjutkan postingan tentang haji, yang terakhir saya menulis tentang Aman dan Nyaman dalam Ibadah Haji, kali ini masih berkaitan dengan kekhwatiran keamanan. khususnya berhubungan dengan masalah uang.   

Saya agak heran mendengar jamaah haji sampai kehilangan uang sebesar Rp 10 juta. Sementara jamaah lain berangkat dengan uang saku pas-pasan. Banyak orang berpikir berapa sebenarnya uang sangu yang ideal selama perjalanan ibadah haji?.

Tentu jawaban sementara adalah relatif Kang, tergantung kebutuhan dan kebiasaan yang bersangkutan. Betul, bahwa apapun yang namanya uang, pasti ada semacam kegelisahan diantara para jamaah. Jangan-jangan nanti kekurangan di sana. Permasalahannya, kekurangan untuk apa. 


Sebenarnya semua ini kembali pada pribadi masing-masing, bahwa NIAT adalah kunci nomer satu. Kalau kita menancapkan niat tulus iklhas semata mencari ridha Allah, maka Insya Allah kondisi apapun yang terjadi di Tanah suci akan dihadapi dengan lapang dada dan ikhlas.

Bagaimana kalau ada jamaah haji ketika hendak berangkat ternyata tidak punya uang saku sama sekali?. Maka jawaban saya adalah, jangan khawatir tetap berangkat, karena semua jamaah haji sebenarnya sudah punya uang simpanan, uang saku yang sudah dibayar ketika pelunasan. 


Uang saku (Living cost) sebesar 1.500 riyal, atau kalo dirupiahkan sekitar Rp. 3.750.000 sampai Rp. 4.500.000 (kurs 1 riyal anggaplah Rp 3.000). Nah kan cukup banyak. cukupkah ini ? ya saya jawab cukup. untuk lebih jelasnya mari kita membuat perincian untuk apa saja kita mengeluarkan uang di tanah suci.

Perlu saya tegaskan bahwa 1.500 riyal cukup itu dengan syarat, jamaah tidak belanja sembarangan oleh-oleh di tanah suci. Sebab banyak sekali jamaah yang sangat disibukkan dengan mencari oleh-oleh yang sebenarnya semua sudah tersedia di tanah air. Kurma, sajadah, asesories semua telah ada ditanah air, bahkan banyak barang di sana yang sebenarnya diproduksi di tanah air ataupun dari Cina.

Berkaitan dengan ini ada beberapa hal yang perlu diketahui, bahwa:
  1. Selama 6 hari di Madinah, seluruh kebutuhan konsumsi makanan jamaah haji ditanggung oleh hotel. semuanya gratis, sehari mendapat jatah makanan dua kali. Satu kotak makanan lengkap dengan lauk, ditambah 1 botol minuman mineral dan buah-buahan. pemondokan atau maktab di Madinah secara keseluruhan ditempatkan di hotel-hotel yang relatif sangat dekat dengan Masjid Nabawi, sehingga jamaah tidak perlu mengeluarkan ongkos naik taxi. cukup jalan kaki sudah bisa dilakukan.
  2. Selama 4 hari di ARMINA (Arafah, Muzdalifa dan Mina), konsumsi juga ditanggung oleh maktab, sehingga jamaah sama sekali tidak mengeluarkan uang
  3. Sekitar 20 hari berada di Mekah, seluruh konsumsi makan ditanggung jamaah sendiri
Nah, selama kurang lebih 20 hari itulah kita harus memperhitungkan apa saja yang perlu dalam mengeluarkan lembaran riyal. Mari kita mencoba mengutak-atik angka pengeluaran riyal selama 20 hari di Tanah Suci Mekah:
  1. Ada beberapa KBIH yang menyediakan katering sendiri selama di Mekkah, dengan  2 kali konsumsi makan patokan harga 7 riyal. berarti perhari mengeluarkan uang 14 riyal. atau 280 riyal selama 20 hari
  2. Ada juga jamaah yang makan membeli sendiri di sekitar maktab dan sekitar Masjidil Haram. sekali makan 3 sampai 5 riyal, kalau makan 3 kali berarti sehari 15 riyal. Selama di mekah 20 hari untuk urusan makan sebanyak 300 riyal. Jamaah ini bebas memilih menu sesuai keinginannya.
  3. kalau mau lebih irit lagi adalah memasak sendiri. umumnya jamaah membawa beras, lauk dan peralatan masak dari tanah air. untuk menambah lauk tinggal membeli di toko-toko sekitar maktab yang sangat lengkap. Paling banter iuran dalam satu regu sekitar 25 riyal tiap minggu, jadi pengeluaran tidak mencapai 100 riyal sudah makan sepuasnya.
  4. Pengeluaran lainnya adalah jika haji tamattu (jamaah Indonesia biasanya Tamattu), berarti wajib membayar dam dengan membeli domba sebesar 300 riyal
  5. transportasi umrah sunah, dari Tani, jiranah paling menghabiskan uang sekitar 25 riyal, itupun hanya sekali atau dua kali
  6. Nah yang ini adalah masalah transportasi dari pemondokan ke Masjidil haram yang harus dilakukan setiap hari selama 20 hari. Jika lokasi pemondokan di bawah 4 km, kebanyakan jamaah jalan kaki tiap hari. berarti kita tidak perlu mengeluarkan uang trasnportasi. Jikalau ingin naik kendaraan umum, sekali jalan ongkosnya 1 sampai 2 riyal. Kalau sehari 2 kali ke Masjid, berati mengelaurkan uang sekitar 80 riyal.
Nah mari kita jumlah berapa uang yang dikeluarkan yang PENTING selama  di tanah suci, kita ambil yang terbanyak adalah sekitar 705 riyal. mungkin yang ingin berkorban hari tarwiyah dengan menambahkan sekitar 300 riyal. Kesimpulannya, ternyata hanya mengeluarkan sekitar 1.000 riyal. Uang saku masih sisa 500 riyal.

jadi untuk apa membawa uang banyak ke tanah suci kalau hanya sekedar ingin berbelanja yang di tanah air sudah tersedia.  Masalahnya, ada banyak orang yang berprinsip yang mahal adalah NILAInya, bahwa barang itu dari Tanah Suci. Padahal bisa jadi barang itu diimport dari Indonesia, dan dibeli lagi oleh orang Jamaah haji indonesia, sebuah siklus yang unik.
Arif dalam mengatur keuangan dan membawa uang secukupnya, Insya Allah kita bisa menjalankan Ibadah Haji dengan Aman dan Nyaman

Sementara ini dulu, Insya Allah nanti akan saya update makanan apa saja,  dan bagaimana dengan harganya. 

***
"Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan di dunia dan akhirat"
Wallahu a`lam bish-shawab,
semoga bermanfaat
wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar