Bismillahirrohmanirrohiim.
Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarrokatuh sodaraku semua,
Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarrokatuh sodaraku semua,
Selamat
jalan pada semua jamaah haji kloter 1 yang berangkat pada hari selasa
12 oktober 2010. Semoga bisa menjalankan rukun dan kewajiban haji dan
mendulang banyak pahala keshalehan, sehingga pulang dengan membawa haji
mabrur rohani dan jasmani.
Kali
ini memposting tentang Muzdalifa, karena beberapa waktu lalu
mendapatkan esemes sahabat dan sodara terbaik. Isinya kurang lebih
bengini:
…………. Saya
pingin tahu banget tentang kota Muzdalifah. Bertahun-tahun jadi pikiran
saya, karena nama yang sandang ini bukan pemberian orang tua (sodara
saya ini memiliki nama Muzdalifah). Ketika saya umur 3 tahun, bermimpi
diajak jalan-jalan seorang laki-laki berwajah arab di daerah Mekah dan
sekitarnya. Begitu bangun dari tidur langsung minta ganti nama
Muzdalifah. Setelah berhari-hari barulah orang tua menggantinya dengan
nama Muzdalifah ….
Mudzdalifah
Muzdalifah
merupakan wilayah dengan panjang sekitar 4 km, tempat mabit atau
bermalam sementara bagi calon jamaah haji. Hamparan panjang berpasir
yang kiri kanan diberi pagar yang diapit jalan raya Arafah - Muzdalifah -
Minna. Di jalur ini tidak ada penduduk yang tinggal. Tempat tandus ini
hanya ramai setahun sekali ketika musim haji, itupun hanya semalam
setelah pelaksanaan wukuf di Arafah.
Wajib atas orang yang haji mabit di Muzdalifah hingga tengah malam. Dan jika seorang menyempurnakan mabit sampai shalat shubuh dan banyak dzikir serta istighfar setelah shalat hingga langit ke kuning-kuningan adalah lebih utama. Apabila haji tidak melakukan mabit, maka wajib membayar dam disertai taubat dan mohon ampunan kepada Allah bagi orang yang meninggalkannya dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan secara syar’i.
Jamaah di tempat ini mengambil kerikil berjumlah 70 untuk melepar jumrah di Jamarat Minna keesokan harinya. Sebenarnya tidak harus mengambil khusus di tempat ini, karena mengambil di Arafah maupun minna juga diperbolehkan. Namun di tempat ini jumlah kerikil telah disediakan dan disebar sangat banyak sehinggal sangat mudah mencarinya.
Di
Muzdalifah tidak ada bangunan kecuali toilet dan tempat mengambil
wudlu. Jamaah sebaiknya membawa tikar untuk duduk ataupun tidur menunggu
waktu pemindahakan ke Minna.
Selama di Muzdalifah, Maktab tidak memberikan pembagian jatah makanan dan minuman. Bahkan Penjual makanan dan minuman juga tidak ada. Sebaiknya dari Arofah membawa sendiri bekal minum dan makanan ringan, karena di sini suhu di tengah malam sangat dingin sekali.
Selama di Muzdalifah, Maktab tidak memberikan pembagian jatah makanan dan minuman. Bahkan Penjual makanan dan minuman juga tidak ada. Sebaiknya dari Arofah membawa sendiri bekal minum dan makanan ringan, karena di sini suhu di tengah malam sangat dingin sekali.
Setelah
lewat tengah malam, jamaah akan diberangkatkan dengan bus menuju mina
dan menempati tenda maktab masing-masing sesuai dengan No Maktabnya.
Satu Maktab sekitar 3.000 jamaah, harus diangkut dengan bus yang
datangnya tiap 15 menit. Untuk mencapai bus, harus melewati pintu besi
yang cukup 2 orang. Kondisi ini menyebabkan
antrian sangat panjang. Kondisi yang dingin, kelelahan, dan berdesakan
tidak jarang memicu emosi diantara jamaah. Di sinilah dibutuhkan sebuah
kesabaran dan keikhlasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar