Mengharap Cinta-Mu di Arafah
Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan
bahwa hari wukuf di Arafah dipercepat satu hari dari jadwal semula.
Percepatan ini disambut gembira oleh jemaah haji dari seluruh dunia.
Pasalnya, dengan percepatan itu berarti hari wukuf jatuh pada Jumat, 29
Desember 2007. Dengan demikian haji tahun ini merupakan haji akbar,
kata-kata haji akbar begitu menggema menjadi kabar gembira bagi jamaah
haji pada tahun 1427 H, disebut haji akbar karena bertemunya dua hari
yang mulia. Apa ada hadistnya tentang haji akbar dimana pahalanya sama
dengan 27 kali haji biasa, menurut penjelasan ulama Saudi ketika aku
mendengar ceramah disalah satu masjid dekat makhtab, itu tidak
ada.wallahualam.


Setelah
sampai dari perjalanan tanazul untuk melaksanakan sunnah Tarwiyah dan
berpisah dari rombongan besar akhirnya kami berkumpul lagi di tenda di
Arafah. Setelah bersalaman dan berpelukan dengan jamaah disitu. Beserta
isteri dan mertua abangku menempati tenda yang diperuntukkan untuk kami
yg melaksanakan tanazul kemarin, karena rekans yang lain ikut bergabung
di tenda besar.Lega rasanya bisa sampai dan berkumpul dengan rombongan
di Arafah sebelum pelaksanaan Wukuf. Karena ini menyangkut rukun haji,
kalau rukun tidak bisa diganti dengan dam artinya kalau kita tidak
melaksanakan rukun haji maka dipastikan hajinya batal atau tidak sah.
Suasana Arafah sebelum Wukuf

Begitu pentingnya wukuf di Arafah ini sebagaimana diriwayatkan dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar :
"Wukuf
yang kamu lakukan pada hari Arafah, sesungguhnya Allah turun ke langit
dunia (paling bawah) dan berbangga-bangga dengan kamu kepada malaikat
dengan firmanNya "Hamba-hambaKu datang dari segenap pelosok dunia yang
jauh, dalam keadaan tidak terurus dan berdebu-debu tubuh mereka,
semata-mata mengharapkan syurga-Ku. Jika mereka datang dengan dosa
sebanyak bilangan pasir, titisan hujan atau buih di lautan niscaya Aku
akan menghapuskan kesemuanya. Allah berfirman : "Keluarlah kamu daripada Arafah dengan dosa yang telah diampunkan daripada kamu dan bagi sesiapa yang kamu meminta ampun untuk mereka." (wallahualam tentang derajat/ sanad dari hadist ini).
Begitu
pentingnya. Begitu banyak ampunan-Nya. Begitu berharganya momen wukuf
di Arafah. Karena inilah inti perjalanan haji sebagaimana Rasulullah
juga bersabda

Setelah menempatkan ransel bawaan, aku mulai mempersiapkan diri untuk pelaksanaan wukuf, mandi, wudhu. Waktu masih menunjukkan pukul 11.30, masih ada waktu pikirku untuk membuat minuman penghangat tubuh, karena dari cerita jemaah di tenda bahwa kawan-kawan belum mendapat pembagian jatah makan dari kemarin. Di ranselku masih ada makanan ringan, susu, kopi, gula,roti. Aku coba mencari air panas….setelah mencari kesana kemari ternyata nihil, dispencer yang ada tidak ada stop kontaknya, aliran listrik juga bermasalah siang itu. Gagal deh secangkir kopi/teh hangat siang ini.
Beberapa saat kemudian suara dari megaphone bergema, yang meminta para jamaah mulai berkumpul di tenda besar, jemaah diminta membawa alas sajadah masing-masing. Aku selalu menyampaikan manasik ke isteri dan kedua mertua abangku setiap akan memulai rangkaian kegiatan ibadah haji, sekadar mengingatkan kembali agar mereka bisa melaksanakan setiap rangkaian ritual haji dengan sempurna.
Susunan acara prosesi wukuf yang akan dilaksanakan pada pukul 11.45 karena waktu Dhuhur pukul 12.21 waktu Arab Saudi :
- Pembukaan
- Pembacaan ayat suci Al Qur’an
- Sambutan ketua kloter
- Khutbah Wukuf
- Adzan Dhuhur,Sholat Dhuhur,
- Dzikir Wukuf yang dibimbing oleh team

Semua jemaah haji tertunduk penuh khusu’ terus menyimak kalimat demi kalimat yang disampaikan dalam khutbah wukuf terkadang gemetar mendengar kalimat-kalimat Al quran yang disampaikan, terkadang sejuk menusuk relung hati, terkadang takut akan siksa Allah, semua bergejolak dalam dada. Setelah khutbah wukuf, dilanjutkan sholat Dhuhur dan Ashar di jama’ qasar.
Prosesi
Dzikir Wukuf, aku dan isteri tidak ikut dalam rombongan di tenda besar,
karena aku akan mengadu dan bertemu langsung kepada sang maha pencipta
secara personal. Aku mengajak isteri menuju tenda kecil kami, aku
siapkan makanan kecil (buah kurma, roti, juice kotak, sebotol air zamzam
paket ini aku berikan juga ke isteri). Aku dan isteri sudah sepakat
untuk mengahabiskan waktu wukuf dari dimulainya pelaksanaan wukuf sampai
terbenamnya matahari dengan tidak meninggalkan sajadah.
Aku memilih tempat dibagian depan tenda, lalu kualaskan sajadah, kusiapkan buku-buku dzikir dan do’a yang kubawa dari tanah air serta buku manasik pemberian pemerintah Arab Saudi. Satu lagi …sapu tangan dan handuk kecil mulai kuletakkan dipangkuanku, karena aku yakin air mata akan mengalir tatkala asyik bermunajat kehadapan Allah.
Aku dan isteri saling bermaafan juga dengan kedua mertua abangku dan dengan sesama jamaah yang ada, sebelum memasuki pelaksanaan dzikir wukuf. Saling memaafkan adalah sangat penting untuk membersihkan hubungan dengan sesama sehingga memudahkan kita untuk berhadapan dengan Allah. Ada juga cerita dari jemaah, di jamaah kami ada sepasang suami isteri yg sudah sepuh dimana sang suami tidak mau memaafkan kesalahan isterinya ketika di Padang Arafah ini sang isteri minta maaf ke si Bapak, walaupun sudah dibujuk oleh ketua rombongan. Astaghfirullah….koq bisa ya.
Tak ada do’a khusus yang aku panjatkan, 99 % aku memohon ampunan dosa yang telah kuperbuat selama ini sisanya hanya beberapa kalimat do'a untuk kebaikan didunia, aku juga memohonkan ampunan kepada kedua orang tuaku, isteri dan anak-anakku.
"Ya Rabb, engkaulah dzat yang maha menguasai jiwa ini, aku mohonkan kehadapanMu sedikit kemurahan kasih sayangMu untuk mengampuni dosa-dosa yang telah hambaMu ini lakukan. Ya Allah sisakan sedikit surgamu untuk hambaMu yang bergelimang dengan dosa."
Aku memilih tempat dibagian depan tenda, lalu kualaskan sajadah, kusiapkan buku-buku dzikir dan do’a yang kubawa dari tanah air serta buku manasik pemberian pemerintah Arab Saudi. Satu lagi …sapu tangan dan handuk kecil mulai kuletakkan dipangkuanku, karena aku yakin air mata akan mengalir tatkala asyik bermunajat kehadapan Allah.
Aku dan isteri saling bermaafan juga dengan kedua mertua abangku dan dengan sesama jamaah yang ada, sebelum memasuki pelaksanaan dzikir wukuf. Saling memaafkan adalah sangat penting untuk membersihkan hubungan dengan sesama sehingga memudahkan kita untuk berhadapan dengan Allah. Ada juga cerita dari jemaah, di jamaah kami ada sepasang suami isteri yg sudah sepuh dimana sang suami tidak mau memaafkan kesalahan isterinya ketika di Padang Arafah ini sang isteri minta maaf ke si Bapak, walaupun sudah dibujuk oleh ketua rombongan. Astaghfirullah….koq bisa ya.
Tak ada do’a khusus yang aku panjatkan, 99 % aku memohon ampunan dosa yang telah kuperbuat selama ini sisanya hanya beberapa kalimat do'a untuk kebaikan didunia, aku juga memohonkan ampunan kepada kedua orang tuaku, isteri dan anak-anakku.

"Ya Rabb, engkaulah dzat yang maha menguasai jiwa ini, aku mohonkan kehadapanMu sedikit kemurahan kasih sayangMu untuk mengampuni dosa-dosa yang telah hambaMu ini lakukan. Ya Allah sisakan sedikit surgamu untuk hambaMu yang bergelimang dengan dosa."
Air
mata dan cairan dari hidung (ingus) membasahi saputangan dan handuk
seperti tertumpah di air. Semakin mendekati matahari terbenam isak
tangis semakin menjadi, karena waktu untuk bertemu dengan sang Khalik
tentunya dalam hitungan menit, aku akan segera berpisah dalam bagian
terpenting dihadapan Allah, tanpa sadar tangisan bisa menjadi
sesenggukan bagai anak kecil yang maraung-raung, semua tumpah ditempat
itu. Sesekali aku lihat isteri mengisi setiap detik ditenda (posisinya
disudut belakang tenda) dengan dzikir, do’a dan qiraat Al Qur’an.
Ketika terdengar suara Adzan bertanda Sholat Maghrib telah tiba sekaligus menandakan berakhirnya waktu wukuf. Alhamdulillah aku bersujud syukur karena bisa melalui wukuf tanpa tergoda untuk mencari makanan, berphoto ria, ngobrol kesana-kemari sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jamaah disana.
Aku bersyukur dengan adanya cobaan ini sehingga waktu wukuf di Arafah aku pergunakan hanya untuk memohon ampunan Allah (karena pada hajiku yang pertama di 1423 H, aku tidak menyelesaikan pelaksanaan wukuf sampai terbenam matahari, karena terputus oleh adanya pembagian makan dan aku merasa juga sudah cukup…ahh dasar bodoh waktu itu).
Selanjutnya menyiapkan diri ke kamar mandi, menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke Mudzdalifah. Kebetulan rombongan kami mendapat urutan pertama (hasil undian) untuk bergerak ke Mudzdalifah sehabis Maghrib. Aku dan isteri menunggu didepan tenda ketika rombongan kami melaksanakan Sholat maghrib dan Isya di jama’ qasar di Arafah. Aku bilang ke isteri kita akan sholat di Mudzdalifah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Waktu kita masih panjang disana, kita siapkan aja wudhu dari sini. Nah biasanya KBIH mencari mudahnya aja, dengan alasan macam-macam, nanti kondisi disana yang tidak bisa diprediksilah, dll. Makanya kita harus menguasai ilmu manasik, sehingga kita sendiri yang memutuskan mengikuti anjuran KBIH atau mencontoh Rasulullah, bukankah Rasul memerintahkan agar kita mengambil contoh manasik dari beliau.
Ketika terdengar suara Adzan bertanda Sholat Maghrib telah tiba sekaligus menandakan berakhirnya waktu wukuf. Alhamdulillah aku bersujud syukur karena bisa melalui wukuf tanpa tergoda untuk mencari makanan, berphoto ria, ngobrol kesana-kemari sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jamaah disana.
Aku bersyukur dengan adanya cobaan ini sehingga waktu wukuf di Arafah aku pergunakan hanya untuk memohon ampunan Allah (karena pada hajiku yang pertama di 1423 H, aku tidak menyelesaikan pelaksanaan wukuf sampai terbenam matahari, karena terputus oleh adanya pembagian makan dan aku merasa juga sudah cukup…ahh dasar bodoh waktu itu).
Selanjutnya menyiapkan diri ke kamar mandi, menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke Mudzdalifah. Kebetulan rombongan kami mendapat urutan pertama (hasil undian) untuk bergerak ke Mudzdalifah sehabis Maghrib. Aku dan isteri menunggu didepan tenda ketika rombongan kami melaksanakan Sholat maghrib dan Isya di jama’ qasar di Arafah. Aku bilang ke isteri kita akan sholat di Mudzdalifah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Waktu kita masih panjang disana, kita siapkan aja wudhu dari sini. Nah biasanya KBIH mencari mudahnya aja, dengan alasan macam-macam, nanti kondisi disana yang tidak bisa diprediksilah, dll. Makanya kita harus menguasai ilmu manasik, sehingga kita sendiri yang memutuskan mengikuti anjuran KBIH atau mencontoh Rasulullah, bukankah Rasul memerintahkan agar kita mengambil contoh manasik dari beliau.





Alhamdulillah
Wukuf di Arafah dapat kami jalani karena kemurahan dan kasih sayang
Allah. Kemurahan Allah karena kami terpilih menjadi tamunya di tempat
yang mulia ditempat dimana Allah paling banyak memberikan ampunan kepada
hambaNya. Waktu dan tempat dimana sangat diidam-idamkan dan dimimpikan
oleh jutaan ummat muslim sedunia. Allah telah memberikan jamuan yang
istimewa yang hanya dengan rasa iman yang tinggi kita akan mengetahui
balasan dari jamuan Allah tersebut. Ketika ada jamaah yang mengeluh
karena masalah katering, aku bilang : ”inilah cara Allah untuk
menyeleksi siapa-siapa hambaNya yang layak untuk mendapatkan predikat
mabrur (InsyaAllah). ya...InsyaAllah jika kita ikhlas kita akan diwisuda
oleh Allah yang disaksikan para malaikatnya, Allah dengan bangga akan
mengumumkan kita sebagai lulusan terbaik dengan predikat haji Mabrur.
Allah tidak mungkin menyengsarakan hambaNya, buktinya dengan kelaparan
yang ada kita diberi kekuatan, kita diberi kesehatan, kita diberi
kemudahan dari sini saja sudah luar biasa balasan yang Allah bayar cash
di padang Arafah ini dan InsyaAllah untuk hari-hari kedepan.




Suasana lain ketika di Arafah (berphoto, merokok, senda gurau,dll. sumber photo :http://haji-2008.blogspot.com/)
Untuk
Saudara-saudaraku yang akan menunaikan ibadah haji, jangan sia-siakan
peluang dan keberuntungan yang sudah Allah berikan kepada Anda di Arafah
ini, sedih rasanya melihat dan menyaksikan saudaraku jamaah haji yang
melewatkan begitu saja setiap waktu di Arafah ini tanpa dzikir dan
memohon ampunan kepada Allah. Tahanlah keinginan Anda untuk berphoto,
merokok, dan membicarakan hal-hal duniawi ketika wukuf berlangsung.
Subhanallah, jangan buang kesempatan yang sudah Allah berikan kepada
Anda sebagai tamuNya di tanah suci ini, Ibadah haji menjadi tangisan
jutaan ummat manusia kepada Sang pencipta, agar mereka diberi kesempatan
datang ke Baitullah dan saat ini Anda yang diberi kesempatan itu.
Semoga Anda bijak memilih kesempatan baik ini dengan amalan-amalan
dzikir mohon ampunan Allah daripada kegiatan duniawi yang hanyalah
tipuan dunia semata.
Wallahualam bishowab.
source photo internet (mohon izin, jika ada yang keberatan mohon hubungi saya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar