Oleh : H. Mutawalli
Jadi apakah jasad yang telah musnah
di telan bumi ini yang akan kita ikuti ? Ataukah ajarannya yang abadi di
dalam hati yang akan kita tegakkan bersama ? Jadi apakah suara dan
mulut yang telah terkunci yang akan kita patuhi, Atau suara kesejatian
pencipta mereka semua yang akan bergaung dalam kehidupan kita
selanjutnya ?
Kenangan Indah Di Makam Rasulullah Yang Bertatahkan Emas
Menarik untuk melakukan studi makam para pejuang muslim di seluruh
dunia. Meskipun Rasulullah mengajarkan kesederhanaan dalam kehidupan dan
bahkan dalam menyongsong kehidupan di alam Barzah, akan tetapi daam
kenyataannya, akan kita lihat betapa banyak makam para pejuang Islam
yang kemudian dibangun dengan baik.

Sebagian menyalahgunakan makam untuk berbagai tujuan yang berujung
pada kegiatan syirik. Akan tetapi lebih banyak lagi yang membutuhkan
makam para pejuang muslim itu untuk mengenang perjuangan dalam
menegakkan agama Allah di muka bumi.

Makam
Rasulullah di Medinah misalnya sangat dihormati, sehingga seluruh
bagian makam di bawah Kubah Hijau Masjid Medinah itu saat ini dilapisi
emas murni. Makam yang dahulunya adalah rumah Rasulullah itu ada jasad
Abu Bakar Siddik dan juga Sahabat Umar Bin Khattab.
Konon alirah Wahabiah yang berkembang pesat di Timur Tengah pernah
berencana menggusur makam Rasulullah saw. Mereka menuduh umat Islam yang
datang berziarah di makam Rasulullah sebagai perbuatan syirik.
Kebiasaan umat Islam saat berkunjung ke Masjid Madinah, selalu sholat
Sunnah di Raudah, kemudian mereka tidak lupa melihat makam rasulullah di
pinggir ruangan Raduah tersebut.

Akan tetapi niat kaum Wahabi ini ditentang keras oleh seluruh umat
Islam di seluruh penjuru dunia. Bukan syirik yang menjadi masalah, akan
tetapi kenangan indah seluruh perjuangan Rasulullah yang membuat umat
Islam seluruh dunia marah dan menolak upaya penghapusan jasad
Rasulullah. Mendatangi dan memandang makam Rasulullah bagi sebagian
besar umat Islam mampu membangkitkan semangat untuk menegakkan agama
Allah.


Begitu pentingnya kenangan indah tersebut, dalam sejarah bahkan jasad
Rasulullah bahkan akan dicuri oleh mereka yang hatinya jahat :
Usaha pertama:Niat jahat untuk memindahkan jasad Rasulullah SAW dari kota Medinah (Masjid Nabawi) untuk dipindahkan ke Mesir adalah ide
al-Hakim al-‘Ubaidi, yang mengutus
Abu al-Futuhuntuk
melaksanakan tugas mencuri jasad Nabi SAW dan dua orang sahabat yang
dimakamkan di areal Masjid Nabawi. Usaha pencurian ini gagal karena Abu
al-Futuh kemudian insyaf setelah penduduk kota Madinah membacakan Surah
At-Taubah ayat 12 – 13 kepadanya.

Usaha kedua: Niat jahat al-Hakim ternyata tidak
surut. Ia kembali mengutus orang-orangnya untuk berusaha mencoba lagi
membongkar makam Nabi SAW dan mencuri jasadnya untuk dibawa ke Mesir.
Ketika para utusan itu sedang menggali di bawah tanah, penduduk Madinah
melihat banyak cahaya dan terdengar suara gaib:
“Wahai manusia, Nabi kalian sedang digali”.Maka
penduduk kota Madinah secara beramai-ramai menangkap utusan al-Hakim,
lalu mereka semua dihukum mati. Menurut sahibul hikayat, peristiwa usaha
jahat (yang pertama dan kedua) untuk melakukan pencurian jasad Nabi ini
terjadi sekitar tahun 386 – 411 H.
Usaha ketiga: Sultan Nouruddin Zengky dari Syria yang
ikut serta dalam peperangan itu, pada suatu malam bermimpi. Dalam
mimpinya itu Sultan bertemu Nabi Muhammad S.A.W seraya menunjuk kepada
dua orang lelaki, dan berkata:
“Lepaskan aku dari dua orang ini!”
Sultan terkejut dan terjaga dari tidurnya, kemudian beliau berwuduk dan
sholat sunnat. Setelah sholat sunnat, sultanpun tidur kembali, akan
tetapi mimpi yang sama itupun kembali terulang. Sultanpun bangun kembali
dan berwuduk lalu shollat sunnat lagi. Setelah sholat iapun tidur
kembali, namun mimpi yang sama itupun datang lagi dalam tidurnya. Mimpi
yang berulang-ulang sampai tiga kali tersebut sangat mengguncangkan
pikirannya, lalu iapun mengutarakan ikhwal mimpinya itu kepada
Jamaluddin Al-Mushally, seorang wazir yang saleh. Mendengar cerita dari
Sultan Nouruddin Zengky tentang mimpi yang dialaminya tersebut,
Jamaluddin Al-Mushally berkata:
“Kenapa tuan masih di sini? Cepatlah kita berangkat ke Madinah,
akan tetapi rahasiakanlah mimpi tuanku itu jangan sampai ada yang tahu!”

Ketika tengah malam mulai menjelang, berangkatlah Sultan Nouruddin dan
Jamaluddin Al-Mushally bersama 20 orang pengawal dan pengiringnya dengan
membawa pundi-pundi mata uang emas, permata yang mahal-mahal.
Singkat cerita, sampailah rombongan Sultan Nouruddin Zengky tersebut di
kota Madinah, setelah beristirahat sejenak lalu sultan mandi, berwuduk
kemudian melakukan sholat. Tak lama kemudian ia memerintahkan kepada
pengawalnya untuk memanggil semua penduduk kota dan mengatakan bahwa ia
datang ke kota Madinah hanya untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad dan
akan membagi-bagikan hadiah kepada seluruh penduduk kota Madinah
terutama bagi mereka yang tidak mampu.

Demikianlah, Sultan Nouruddin Zengky kemudian membagi-begikan
sebagian harta yang dibawanya kepada penduduk kota Madinah, dan semua
merata masing-masing mendapatkan bagiannya. Akan tetapi ada 2 orang
lelaki yang tidak mau menerima pemberian dari sultan tersebut, dan hal
ini merupakan keanehan tersendiri yang mengundang pertanyaan di hati
sultan, karena bukan suatu yang menjadi kebiasaan dari penduduk kota
untuk menolak pemberian sultan. Mendapati keanehan ini, Sultan
Nouruddin Zengky kemudian memerintahkan pengawalnya untuk memanggil ke
dua orang lelaki tersebut untuk menghadapnya. Ketika sultan melihat
wajah ke dua orang lelaki tersebut, ia teringat akan mimpinya, karena ke
dua wajah lelaki itu sama persis dengan kedua orang lelaki yang ada
dalam mimpinya yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Menurut informasi dari para penduduk setempat, ke dua orang tersebut
bukanlah dari Madinah melainkan pendatang yang berasal dari negeri
Magribi, termasuk penduduk yang baik dan saleh. Keduanya sering sholat
di Raudhah Nabi kemudian ziarah ke hujrah Nabi. Keduanyapun dikenal
pemurah, sering berpuasa, dan membagi-bagikan sebagian hartanya kepada
fakir miskin.

Mendengar laporan ini Sultan Nouruddin Zengky belum merasa puas, ia
masih mencurigai kedua orang tersebut, ada apa di balik segala sikap
kebaikannya? Sebab di dalam mimpinya Nabi Muhammad berulang-ulang bahkan
sampai tiga kali agar menyelamatkan beliau dari kedua orang ini. Oleh
sebab itu untuk mengetahui dengan mata kepala sendiri dengan apa
sebenarnya yang telah diperbuat di Madinah, sultanpun pergi sendiri ke
rumah kedua orang lelaki itu untuk mengetahui keadaan sesungguhnya
keadaan ruang dalam rumahnya.

Apa yang didapat disana, ternyata di dalam rumah tersebut terdapat
banyak harta benda yang berlimpah, emas, perak, dan batu-batu permata
yang mahal-mahal. Kemudian didapatinya pula sebuah lubang yang setelah
diselidiki ternyata menuju ke hujrah Nabi (kubur Nabi).

Singkat cerita, kedua orang Magribi (Maroko) itu kemudian ditangkap,
diperiksa dan diberi hukuman yang setimpal dengan kesalahan yang
diperbuatnya menurut Islam. Dalam pengakuannya ternyata mereka adalah
bukanlah orang Islam melainkan orang Kristen yang sengaja dibayar oleh
tentara Salib untuk menggali dan mencuri jenazah Nabi Muhammad S.A.W.

Setelah mendengar, melihat, dan menyaksikan sendiri peristiwa
tersebut, alangkah terkejutnya umat Islam di kala itu, terasa gemetar
sekujur tubuh mereka, geram sekali. Apa jadinya jika upaya mereka sampai
berhasil mencuri jenazah Nabi, perlakuan ini sungguh tidak bisa
ditolerir lagi, dan suatu perbuatan terkutuk yang tak bisa dimaafkan.
Akhirnya kedua orang tersebut mendapat hukuman setimpal yaitu dihukum
mati.
Kiranya demikianlah ta’wil mimpi Sultan Nouruddin Zengky itu. Kemudian
atas perintah beliau pula, di sekeliling hujrah Nabi digali
sedalam-dalamnya sampai bertemu dengan lapisan tanah yang mengandung
air. Kemudian galian tersebut diurug dengan lempengan dan bongkahan
tembaga hingga penuh sampai di permukaan bumi. Sampai sekarang di
sekeliling hujrah Nabi di dalamnya terdapat beton terbuat tembaga. Hal
ini dilakukan agar tidak timbul kekhawatiran di kalangan umat Islam,
jenazah Nabi Muhammad S.A.W akan dicuri orang.
Usaha keempat: Kisah tentang usaha yang keempat kalinya untuk mencuri jasad Rasulullah ini diceritakan oleh
ibn Jubair yang
pada saat itu sedang mengembara ke Iskandarsyah pada tahun 678 H. Di
kota itu ia menyaksikan ada tawanan orang-orang Nasrani dari Romawi yang
sedang dipekerjakan untuk membuat kapal.
Ternyata setelah kapal yang dibuatnya jadi, para tawanan itu membawa
lari kapal tersebut untuk dibawa kekota Jeddah dimana mereka melakukan
beberapa tindak kejahatan dan perampokan. Sesudah itu mereka kemudian
menuju kota Madinah dengan maksud mencuri jasad Nabi SAW. Atas ijin
Allah SWT mereka dapat tersusul meskipun waktu itu rombongan pengejar
sudah tertinggal sekitar satu setengah bulan. Mereka semua kemudian
berhasil ditangkap dan dibunuh sebelum niatnya untuk mencuri jasad Nabi
SAW terlaksana.

Lubang / gowa menuju kearah Masjid Nabawi. Lubang tersebut telah
menembus tembok masjid, hampir sampai tembok Makam Rasulullah. Dan yang
lebih mengagetkan lagi adalah (menurut pengakuan kedua orang yang
menggali tersebut):
1) Mereka adalah dua orang Kristen dari Spanyol, datang ke Madinah menyamar sebagai jamaah haji dari Maroko.
2) Maksud kedatangannya adalah melaksanakan tugas suci dari Liga
Kristen International untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW. dan
membawanya ke Eropa, serta semua biaya ditanggung oleh liga tersebut.
Usaha kelima: Usaha kali ini (Insya Allah adalah usaha jahat yang terakhir) adalah hasil persekongkolan antara
Gubernur Madinah saat
itu, dengan beberapa orang yang berasal dari Halab. Mereka memberikan
harta yang berlimpah kepada Gubernur agar dapat diijinkan memasuki
Masjid Nabawi dan membongkar makam Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya.
Kalau istilah jaman sekarang barangkali orang-orang Halab berhati jahat
itu berusaha melakukan KKN sekaligus melakukan penyuapan kepada Pejabat
Negara.
Entah bagaimana ternyata Gubernur Madinah setuju. Dia kemudian memanggil penjaga masjid Nabawi,
Syeikh Syamsu al-Dien al-Showab al-Lamthy dan
memberitahukan padanya bahwa pada waktu tengah malam nanti akan ada
orang-orang yang mengetuk pintu masjid. Dengan tegas Gubernur
memerintahkan agar penjaga pintu masjid membukakan pintu untuk
orang-orang dari Halab itu. Sang penjaga masjid tentu saja tak kuasa
menolak perintah seorang Gubernur.
Benar saja. Pada waktu tengah malam terdengar ketukan di pintu
Al-Amir (pintu
Babu al-Salam). Ketika pintu dibuka masuklah sekitar 40 orang dari
Halab yang membawa perlengkapan untuk menggali dan alat penerangan.
Mereka langsung menuju ke makam Rasulullah SAW. Tapi baru saja mereka
berjalan sampai mimbar masjid, sekonyong-konyong bumi terbelah dan
menelan 40 orang Halab berikut semua perlengkapannya tanpa tersisa dan
tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.
Subhanallah, Allahu Akbar.
Ketika esok paginya Gubernur memanggil penjaga lagi untuk menanyakan
kejadian semalam, maka penjaga masjid menceritakan apa yang dilihatnya
semalam sejelas-jelasnya. Begitulah akhirnya. Usaha jahat yang kelima
inipun gagal atas kehendak Allah SWT. Sayang sekali kapan terjadinya
peristiwa ini tidak disebut.
Melihat Makam Para Pejuang Agama Islam di seluruh dunia
Bernostalgia membayangkan bagaimana perjuangan hebat para penyebar
kebenaran adalah lebih berharga dari sekedar keberadaan makam tersebut.
Berikut ini aadalah rangkaian makam para penyebar agama Islam yang
tersebar di seluruh dunia.
Beberapa makam malah masih terlhat aslinya. Sangat sederhana. Jadi
apakah kemudian sosok tubuh yang telah ditelan bumi yang akan jadi
panutan. Sosok para pejuang Islam bahkan telah tidak lagi mampu
berkata-kata. Ataukah ajaran dan kenangan perjuangannya yang akan selalu
kita ikuti dan kita kenang.
Kepada siapa kah kita akan patuh hari ini ? kepada sosok yang telah
pergi dan membisu itu ataukah kepada Sang Pencipta mereka yang tiada
akan pernah mati ? Kepada sebuah tanda kekuasaan Allah di atas altar
kematian mereka? Atau pada suara sejati Yang Maha Perkasa yang tiada
pernah sirna Yang Tiada penah mati ?
Wallahu a’lam.

Makam Khodjijah yang sangat sederhana
Makam Isti Rasulullah Ummu Salamah
Makam Putri Rasulullah Fatimah Az Zahro
Makam Nabi Nuh a.s. (wallahu a’lam)
Makam Nabi Nuh a.s. versi yang lain (wallahu a’lam)
Makam Nabi Zakaria a.s. (1)
Makam Nabi Zakaria a.s.

Makam Nabi Ibrahim a.s. (1)
Makam nabi Ibrahim a.s. (2)
Makam Nabi Syuaib as.

Makam Nabi Daud a.s. (1)

Makam Yusa’ Bin Nuh
Makam Yahezkiel (Nabi a.s.?)
Makam Nabi Yahya a.s.

Makam Nabi Ayyub a.s.
Makam Nabi Shalih, a.s.
Makam Nabi Shalih, a.s.
Makam Nabi Adam a.s. ? Atau Putranya Habil a.s. ?

Makam Nabi Musa a.s. (1)
Makam Nabi Musa a.s. (2)
Makam Nabi Yahya a.s.
Makam Salahuddin Al Ayyubi

Makam Sahabat Bilal di Damaskus